“Kami di DPRD akan selalu mendukung program pemberdayaan perempuan dan PKK seperti ini. Apa yang dilakukan di Nagari III Koto Aua Malintang, apalagi dengan sentuhan langsung Ketua TP PKK Kabupaten, adalah contoh baik yang harus diperluas ke nagari-nagari lain,” ujarnya.
Selain materi dari Ketua TP PKK Kabupaten, pelatihan juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Wiwid Mulya Putri (Pengurus TP PKK Kabupaten), Adria Citra Putri (Pengurus TP PKK Kecamatan).
Kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi outbound training yang difasilitasi oleh tim Specta Indonesia, sebuah lembaga pengembangan SDM yang berpengalaman dalam memberikan pelatihan motivasi dan kebersamaan.
Outbound ini berlangsung di gedung serba guna Bukit Bulek. Para peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil, kemudian diajak mengikuti berbagai permainan dan simulasi yang mengasah kerja sama tim, komunikasi efektif, kepercayaan diri, serta kepemimpinan kader PKK.
Beberapa permainan interaktif seperti lingkar kebersamaan menjadi momen seru yang penuh tawa sekaligus refleksi. Melalui aktivitas sederhana tersebut, peserta diajak menyadari bahwa keberhasilan sebuah program PKK tidak mungkin tercapai jika berjalan sendiri-sendiri, melainkan melalui kerja sama yang solid antar kader.
Trainer dari Specta Indonesia juga memberikan motivasi tentang pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam setiap langkah pemberdayaan masyarakat. “Outbound bukan sekadar permainan, tetapi sarana belajar. Dari sini ibu-ibu bisa merasakan bahwa setiap tantangan akan terasa lebih ringan jika dihadapi bersama,” ujar salah seorang fasilitator.
Suasana hangat dan penuh keceriaan ini menjadi penutup yang manis bagi kegiatan pelatihan. Para peserta pulang dengan senyum dan semangat baru untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, sekaligus membawa pulang pengalaman kebersamaan yang mempererat ikatan antar kader PKK di Nagari III Koto Aua Malintang.
Dengan dilaksanakannya kegiatan di Bukit Bulek, Nagari III Koto Aua Malintang kian menunjukkan komitmennya sebagai nagari yang berbudaya, mandiri dan sejahtera, serta menjadi contoh nyata bagaimana pemberdayaan perempuan mampu memperkuat pondasi ketahanan pangan dari akar rumput. (*)