Memang tokoh di dalam novel itu hanyalah fiktif. Akan tetapi, latar keindahan surgawi itu ialah nyata. Ada Kota Padang Panjang sebagai pusat pendidikan Islam modern kala itu.
Apalagi Gelangggang Pacuan Kuda Bancalaweh, menjadi tempat hiburan rakyat yang selalu dinanti dan dirindukan sampai saat ini. Secara tak langsung, novel ini turut mengangkat nama Kota Serambi Mekkah dan daerah di sekitarnya.
Wartawan senior Asril Datuak Pangulu Batuah dalam tulisannya di minangsatu.com menyarankan agar Pemko Padang Panjang bisa membuat miniatur “Kapal Van Der Wijck” di Bancalaweh.
“Gunanya untuk menarik kunjungan wisatawan. Jika itu dapat diwujudkan, bukan tak mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Padang Panjang, sekaligus untuk menggenang jasa almarhum Buya Hamka. Semoga,” tuturnya.
Terkait pacu kuda akan digelar Ahad (26/6) nanti, sebut Asril, tak ada salahnya beramai-ramai membawa keluarga ke Bancah Laweh.
“Saksikan pacu kuda gratis. Selain caliak pacu kudo, kita juga bisa nostalgia untuk mereview sedikit ke belakang cerita roman percintaan Hayati dan Zainuddin,” ujarnya. (*)