Ia menuturkan, sesuai dengan tagline Polri Presisi serta Sapta Marga Polisi yang dipegang teguhnya, diperlukan pendekatan preventif untuk menyelesaikan persoalan pembalakan dan pertambangan liar yang telah semakin mengancam kelestarian alam sekitar.
“Dari pemikiran itulah kemudian saya memutuskan untuk membeli sebidang lahan terlantar, lalu saya kelola dan pekerjakan masyarakat setempat yang sebelumnya rata-rata berprofesi sebagai pembalak liar dan penambang illegal untuk mengelolanya, salah satu tujuannya agar mereka berhenti merambah hutan dan merusak alam,” ucap perwira menengah Polri yang kini menjabat sebagai Kabid Humas Polda Sumbar.
Dwi Sulistyawan menuturkan, kini perkebunan sawit, durian, lengkeng dan beraneka ragam buah lainnya yang terletak sekitar 17 kilometer di pedalaman hutan yang akses jalannya terletak di pinggir jalan raya Sijunjung-Kuantan Singingi ini, telah semakin berkembang dengan baik.
Tidak hanya perkebunan sawit dan buah, menurutnya, bahkan di sana kini juga telah berdiri sebuah peternakan kambing dan ayam dengan sistem kandang terbuka atau Open Cage.
Mengenai awal berdirinya peternakan ini, Kombes Dwi juga punya cerita menarik, dikisahkannya, peternakan kambing tersebut mulanya berawal ketika dirinya membeli tujuh ekor kambing dari seorang masyarakat yang mengaku sedang butuh uang.
Akan tetapi melalui tangan dingin Kombes Pol Dwi dan para pekerja di kebun dan peternakan yang hingga kini terkenal dengan sebutan kebun Kapolres bagi masyarakat sekitar itu, kambing-kambing itu kemudian berkembang biak, sehingga saat ini jumlahnya sudah mencapai 35 ekor kambing.
“Di dalam kebun itu, ratusan ayam dan puluhan kambing dipelihara dengan cara dilepas begitu saja, mereka mencari makan dan bisa kembali ke kandangnya masing-masing sendiri,” tutur Dwi menggambarkan suasana perkebunan dan peternakannya yang telah menginspirasi banyak personel Polres Sijunjung untuk melakukan gerakan serupa itu.