Melalui gerakan yang telah dibangunnya sejak beberapa tahun terakhir di Sumbar, Kombes Pol Dwi juga telah membuktikan bahwasanya hobi yang kemudian berkembang menjadi gerakan preventif sesuai dengan tagline Polri yang dilakukannya di sela rutinitasnya yang padat itu, tidak menjadi penghalang bagi karirnya di dunia kepolisian.
Tercatat, sebelum dilantik sebagai Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan pernah menduduki sejumlah jabatan, dimulai pada saat dirinya merintis karir kepolisian sebagai Kanit Regident Satlantas Polres Sampang Polwil Madura Polda Jatim, kemudian karirnya terus menanjak hingga menjadi Kasat Lantas Polres Sidoarjo, lalu tidak lama setelahnya diamanahkan untuk menjabat Kabag Ops Polres Kediri.
Kemudian sosok perwira polisi ramah dan murah senyum ini juga pernah ditugaskan ke Direktorat Pendidikan dan Latihan Polda Jawa Timur, diamanahkan sebagai Kapolsek Purwodadi Pasuruan, Jawa Timur, Kepala Koordinator Siswa Polda Lampung, Wakapolres Way Kanan Polda Lampung, Kapolres Sijunjung yang kemudian ditarik sebagai Auditor Madya Tingkat III Itwasda Polda Sumbar hingga akhirnya dipercaya untuk menjabat sebagai Kabid Humas Polda Sumbar.
Dwi menambahkan, tahun demi tahun yang telah pernah ia habiskan dan abdikan saat bertugas di Polres Sijunjung, juga merupakan salah satu momen penugasan paling berharga sepanjang karirnya di dunia kepolisian.
Sebab, menurut Dwi, saat penugasan di Kabupaten Sijunjung itu jugalah dirinya merasa bisa menginspirasi banyak rekan seprofesi maupun bawahannya untuk ikut ambil bagian dalam operasi pemberantasan PETI melalui pemberdayaan masyarakat menggarap lahan-lahan terlantar.
“Saya adalah salah satu personel Polri yang masih meyakini bahwasanya tugas-tugas kepolisian tidak melulu soal penindakan ataupun penegakan hukum. Jauh lebih berarti lagi sebenarnya apabila kita bisa menyediakan pilihan alternatif pekerjaan lain bagi pelaku PETI,” ucap Dwi.
Lebih jauh Dwi menuturkan, dirinya berpandangan bahwa pekerjaan petani, merupakan salah satu profesi paling mulia di dunia. Sebab meski kerap diidentikkan dengan kemiskinan, bagi Dwi petani adalah kalangan masyarakat yang memang benar-benar hanya memakan apa yang menjadi hak dan rezeki hasil keringat dan jerih payah mereka sendiri.