Cerita Rakyat Puti Saribanilai Lubuak Limpato Lembah Harau, diabadikan dalam bentuk Kesenian Randai oleh pemuda-pemudi setempat.
HARIANHALUAN.id – Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok remaja dengan membentuk lingkaran. Kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian.
Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu
Di Jorong Lubuak Limpato Kenagarian Tarantang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota terdapat sebuah Cerita Rakyat Turun-temurun yang berjudul “Puti Saribanilai”. Cerita ini mengisahkan tentang asal-muasal dari wilayah Kelarasan Bungo Satangkai (Sarilamak, Tarantang, Solok Bio-Bio dan Harau). Cerita tersebut diabadikan dalam bentuk sebuah Kesenian Randai, yaitu “Randai Puti Saribanilai”. Seluruh pemain diperankan oleh pemuda-pemudi di Jorong Lubuak Limpato Kenagarian Tarantang dengan nama Sanggar Seni Puti Saribanilai.
Cerita Puti Saribanilai ini mengisahkan cinta segita antara Saribanilai, Rambun Padeh dan Bujang Juaro. Dimana suatu ketika Saribanilai beserta keluarga berlayar di Samudera Hindia lalu mereka terdampar di suatu tempat yang bernama Koto Jambu. Saribanilai beserta keluarga disambut baik oleh Raja disana serta dengan keramahan tamahan orang di sana maka Saribanilai beserta keluarga menjadi betah untuk menetap tinggal di Ranah Koto Jambu tersebut.
Karena kecantikan, budi baik dari Saribanilai maka ia dilamar oleh raja disitu yang bersama Rambun Padeh. Namun ternyata dulu disaat Saribanilai berumur 7 tahun ia sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan Bujang Juaro (anak raja Hindu Sutan) dengan sumpah sotia. “Apabila Saribanilai melanggar perjanjian pertunangan maka ia akan menjadi batu, sebaliknya apabila Bujang Juaro yang berkhianat ia akan menjadi Ular besar “
Sanggar Seni Puti Saribanilai Jorong Lubuak Limpato sudah melalang buana untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesenian, seperti: Tukar Gulanggang antar sesama Sanggar Seni, Pekan Budaya Daerah dan Provinsi dan juga dalam acara yang didanai oleh dana pokir DPRD provinsi Sumatera Barat.
Hal ini diimbangi dengan jadwal latihan rutin Sanggar yaitu hari Senin malam dan Selasa malam latihan tari anak-anak, Rabu malam dan Kamis malam latihan Tari Remaja, Jumat malam latihan musik, Sabtu malam latihan Randai, sedangkan hari Minggu libur.
Pembina dari sanggar Seni Puti Saribanilai Ir. M. Yunus, MT mengatakan ” semangat dari yang muda-muda ini untuk belajar menggali serta melestarikan budaya-budaya khususnya Kesenian Randai wajib di apresiasi serta harus didukung oleh semua pihak“. (HN: YUS-ADK)