PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pegadaian Goes To Campus yang digelar di Gedung PKM Politeknik Negeri Padang (PNP), Sabtu (16/8) sukses menyedot perhatian mahasiswa baru (Maba).
Pada kesempatan itu, Kepala Divisi Operasional Human Capital Pegadaian, Dhopi Prawana mengajak Maba untuk mulai berinvestasi sejak awal perkuliahan.
“Caranya sisihkan 5-10 persen saja uang jajan/kiriman orang tua untuk investasi. Jangan gunakan sisa uang tapi sisihkan dari awal,” tuturnya.
Ia menambahkan salah satu program pegadaian yakni tabungan emas bisa dimanfaatkan mahasiswa sebab bisa dimulai dengan Rp10 ribu saja.
“Walaupun belum ada penghasilan, tapi saat selesai kuliah nanti bisa dibayangkan emasnya sudah banyak dan nilai nya bertambah. Target kita bagaimana mendukung program pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan dan investasi untuk anak muda. Agar mereka bisa merencanakan masa depan mulai dari hari ini,” ujar Dhopi.
Dhopi memberi gambaran pertumbuhan nilai investasi emas bisa mencapai 38 persen pertahun (year on year/yoy).
“Kalau sudah mulai sejak saat muda, pasti bisa merasakan investasi emas ini sangat menjanjikan,” ucapnya.
Dalam kegiatan yang dihadiri ribuan mahasiswa baru PNP Tahun Akademik 2025/2026 tersebut juga dihadiri Wakil Direktur II PNP Sarmiadi, Wakil Direktur III PNP Nasrullah, Wakil Direktur IV PNP Ihsan Lumasa Rimra.
Sementara dari pihak Pegadaian juga hadir Kepala Cabang Pegadaian Tarandam, Padang, Riki Rolando, Kepala Departemen Non Gadai Pegadaian Area Padang Busra Ardianto dan lainnya.
Kegiatan Pegadaian Goes To Campus di PNP ini semakin seru karena banyak sovenir dan hadiah menarik yang disiapkan pihak pegadaian untuk mereka yang beruntung.
Direktur PNP, Surfa Yondri berharap melalui kegiatan Pegadaian Goes to Campus ini menambah wawasan dan pengalaman Maba di dunia bisnis. Salah satunya melalui program-program yang ditawarkan PT Pegadaian.
Ia menyampaikan pegadaian memiliki berbagai produk bisnis, termasuk investasi emas dan layanan keuangan lainnya. Melalui keterlibatan mahasiswa, diharapkan terjadi integrasi antara pembelajaran di kelas dengan praktik nyata di lapangan.
“Ini bukan hanya sekadar investasi, tetapi proses belajar. Pertama, mahasiswa harus memahami dirinya. Kedua, mereka perlu belajar bagaimana sebuah proses bisnis berjalan. Dan ketiga, mahasiswa bisa berkontribusi langsung dalam program tersebut,” ucapnya. (h/yes)