PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dari dapur sederhana warga Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, sebuah terobosan kesehatan lahir. Tim pengabdian masyarakat Universitas Mercubaktijaya Padang membuktikan bahwa dua bahan lokal yang sering dianggap “biasa”, kayu manis dan pare dapat menjadi senjata ampuh melawan diabetes melitus. Hasilnya, kadar gula darah peserta turun drastis hanya dalam waktu singkat.
Diabetes melitus masih menjadi momok serius bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2023, prevalensi penyakit ini meningkat tajam dari 2,0 persen menjadi 3,4 persen dalam lima tahun terakhir.
Melihat tren yang mengkhawatirkan ini, tim dosen Universitas Mercubaktijaya Padang menggagas inovasi berbasis kearifan lokal untuk membantu penderita diabetes mengelola penyakit mereka secara alami.

Melalui kegiatan bertajuk “Pengembangan Program Edukasi dan Pendampingan Pemanfaatan Herbal Lokal (Kayu Manis dan Pare) dalam Pola Makan Sehari-hari bagi Penderita Diabetes Melitus”, tim yang dipimpin oleh Ns. Febriyanti, M.Kep, bersama Ns. Yola Yolanda, M.Kep, dan sejumlah mahasiswa, melaksanakan kegiatan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Senin (27/10/2025).
Kegiatan ini tidak hanya berupa edukasi, tetapi juga pelatihan langsung dan pendampingan berkelanjutan. Peserta diajarkan cara mengolah makanan sehat berbasis kayu manis dan pare, disertai pemantauan rutin kadar gula darah. Kegiatan juga melibatkan penanggung jawab penyakit DM dan kader posyandu yang menjadi pendamping masyarakat di lapangan.
Hasilnya mengejutkan. Dari 30 peserta penderita diabetes tipe 2, tercatat penurunan rata-rata kadar gula darah puasa sebesar 30 mg/dL atau sekitar 17 persen. Tak hanya itu, 80 persen peserta mulai disiplin mencatat pola makan harian, dan 60 persen telah rutin membuat olahan herbal sendiri di rumah.














