“Pendekatan edukatif dan pendampingan adaptif ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup bisa dicapai jika masyarakat dibimbing dengan cara yang menyenangkan dan berbasis kearifan lokal,” ucap Ns. Febriyanti, ketua tim pelaksana.

Secara ilmiah, kayu manis mengandung cinnamaldehyde dan polifenol yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin, sedangkan pare kaya akan charantin, vicine, dan polipeptida-P yang efektif menurunkan kadar glukosa darah. Kombinasi kedua bahan ini, jika dikonsumsi teratur dan dalam porsi wajar, terbukti membantu menstabilkan kadar gula darah.
Program ini juga dilengkapi dengan pembuatan leaflet edukatif dan resep sehat yang dibagikan kepada masyarakat. Kader posyandu berperan aktif sebagai pendamping di tingkat rumah tangga, agar program tetap berjalan secara berkelanjutan.
“Tujuan kami bukan sekadar menurunkan angka gula darah, tapi mengubah cara pandang masyarakat. Kesehatan tidak selalu datang dari obat, tapi bisa dimulai dari dapur sendiri,” kata Febriyanti.
Melalui pendekatan sederhana namun bermakna ini, Universitas Mercubaktijaya Padang menunjukkan bahwa inovasi lokal bisa menjadi solusi global dalam melawan diabetes, dimulai dari piring makan masyarakat itu sendiri. (*)














