HARIANHALUAN.ID – Masalah air kotor embung yang berada di depan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Asrama Polisi Lolong Padang, menyebabkan banyaknya populasi nyamuk. Dengan permasalahan tersebut, Institut Teknologi Padang (ITP) memberikan solusi dan inisiasi untuk mengatasinya.
Rektor ITP Dr. Ir. Hendri Nofrianto MT mengatakan, ide yang diberikan yaitu, bagaimana air kotor bisa diolah menjadi air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Ia mengatakan, ide tersebut bisa dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan Polda Sumbar.
“Awal adanya jalinan kerja sama ini terjadi saat Karolog Polda Sumbar Kombes Pol Suranta Pinem, mewakili Kapolda Sumbar saat peresmian rusunawa dan kemudian terjalin hubungan yang baik antara ITP dengan Polda Sumbar. Saat bersilaturahmi, kita diajak oleh Karolog Kombes Pol Suranta Pinem untuk berkunjung ke rusunawa asrama polisi Lolong. Di sana, beliau menyampaikan terkait masalah air kotor embung yang ada di depan rusunawa asrama polisi yang menyebabkan banyaknya populasi nyamuk,” papar rektor, saat meresmikan, Senin (19/6).
Dari komunikasi tersebut, tercetus ide untuk melakukan kerja sama terkait pengolahan air bersih Rusunawa Asrama Polisi. Lalu pihak ITP memaparkan rencana pengolahan air bersih ini.
Ia mengatakan, salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah pemanfaatan alat pengolahan limbah air bersih berbasis tenaga surya pada air limbah embung Rusunawa Asrama Polisi Lolong. Alat ini merupakan hasil karya dosen teknik mesin ITP Hafni, ST, MT.
“Alat ini dapat menghasilkan air bersih sebesar 1,9 m3/jam dengan memanfaatkan tenaga surya. Ini merupakan solusi yang memiliki banyak manfaat diantaranya pengolahan air kotor menjadi air bersih, mengatasi masalah pencemaran air dan mengatasi kurangnya ketersediaan air bersih,” ujar rektor.
Sementara itu, Dosen teknik mesin ITP Hafni, ST, MT menjelaskan, pengolahan air limbah embung ini akan memanfaatkan produk dari ITP berupa alat pengolah air bersih berbasis media yang ramah lingkungan dengan menggunakan sistem Hybrid, panel surya dan listrik PLN yang dikembangkan oleh Hafni. Melalui program ini ITP berkontribusi dalam pencapaian SDGs6 “clean water and sanitation for all”.
“Inspirasi pengembangan alat ini berawal dari kejadian gempa Padang 2009, pada saat itu masyarakat mengalami krisis air bersih. Sehingga tercetuslah ide untuk pengembangan alat pengolah air bersih yang telah berlangsung selama lebih dari 5 tahun,” ujar Hafni.
Ia menambahkan, selama proses tersebut alat terus dikembangkan sejalan dengan kebutuhan zaman. Telah banyak modifikasi komponen dan mekanisme agar terbentuk sebuah produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat luas.
“Ini merupakan langkah awal bagi ITP untuk terjun langsung menunjukkan karyanya dalam penyelesaian masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari meningkatkan kualitas Sumber Daya Tenaga Pendidik ITP untuk dapat berdaya saing di skala yang lebih besar,” ucapnya. (h/win)