“Kami berharap tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis dan dokter umum, dapat bersatu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik di puskesmas dan RSUD, serta menuntaskan angka kematian ibu dan anak secepatnya. Kami berharap kegiatan ini akan berdampak positif bagi semua pihak,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Tim Visitasi RSUP Dr. M. Djamil Padang, Dharma Yosua Sardol Simarmata, menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai sistem nable gold and gold pada tahun 2030, dengan fokus pada pengurangan tingkat kematian ibu dan anak.
Ia mengungkapkan bahwa data menunjukkan tingginya tingkat kematian ibu dan anak, terutama di rumah sakit yang menjadi pengguna puskesmas atau KIS. Banyak faktor yang memengaruhi, termasuk sumber daya manusia, akses layanan, dan fasilitas.
“Berdasarkan data terbaru tahun 2021, Sumatera Barat berada di peringkat 10 untuk kematian ibu dan anak, dengan kematian anak yang paling tinggi. Kami akan mengevaluasi akses layanan kesehatan, sistem layanan, dan kinerja tenaga kesehatan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan untuk mencegah kematian ibu dan anak.
“Kehadiran kami bertujuan untuk membantu mencari akar masalah dan memberikan saran yang tepat agar RSUD dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dari Kemenkes, kegiatan ini berdasarkan surat edaran Sekjen Kesehatan tentang peningkatan peran rumah sakit dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kami berharap RSUD Pasbar dapat melaksanakan arahan dari pusat,” pungkasnya.
Direktur RSUD Pasaman Barat Yandri Saputra mengucapkan terima kasih kepada Tim Visitasi RSUP Dr. M. Djamil Padang yang telah memberikan pengetahuan untuk memperkuat peran RSUD Pasbar sebagai Rumah Sakit Jejaring Pengampu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.