“Vaksin M72/AS01E telah menunjukkan perlindungan sekitar 50% dalam uji klinis fase 2b selama tiga tahun pada orang dewasa yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. WHO memperkirakan bahwa dalam jangka waktu 25 tahun, tingkat perlindungan ini dapat menyelamatkan 8,5 juta jiwa, mencegah 76 juta kasus baru TB, dan menghemat biaya sebesar USD 41,5 miliar bagi rumah tangga yang terdampak TB,” tambah Prof. Erlina.
Sejak tahun 2022, Indonesia menjadi salah satu lokasi utama dalam uji klinis fase 3 vaksin M72/AS01E. Hingga Maret 2025, jumlah subjek yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini di Indonesia hampir mencapai 2.000 orang. Ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam mendukung inovasi dan penelitian untuk menemukan solusi yang lebih efektif dalam memerangi TB.
Meski demikian, keberhasilan vaksin tidak hanya diukur dari efektivitasnya dalam uji klinis, tetapi juga dari kemampuannya menjangkau dan diterima oleh masyarakat luas. Prof. Erlina menekankan empat aspek penting yang perlu diperhatikan:
- Ketersediaan: Vaksin harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkelanjutan.
- Aksesibilitas: Vaksin harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
- Keterjangkauan: Biaya vaksinasi tidak boleh menjadi penghalang.
- Penerimaan Masyarakat: Edukasi dan komunikasi risiko yang tepat sangat penting untuk memastikan masyarakat memahami manfaat vaksin.
Dengan meningkatnya beban TB di Indonesia, upaya untuk mengembangkan vaksin yang lebih efektif harus didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, peneliti, serta masyarakat luas. Vaksin M72/AS01E memberikan harapan baru dalam pencegahan TB, sehingga memerlukan waktu dan dukungan agar dapat tersedia untuk masyarakat yang membutuhkan.