Laporan : Yesi Deswita
“Jika ingin merubah hidup seseorang, berilah Ia kail bukan ikan,”. Jika memberi ikan, sama artinya memberi makan sehari. Namun jika diberi kail (pancing), sama dengan memberi makan seumur hidup.
Pepatah ini kiranya menjadi landasan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk membentuk para mustahik (penerima zakat) menjadi mandiri dan tidak bergantung.
Besar harapan para mustahik tidak selamanya menjadi penerima zakat saja, namun menjadi muzaki (pemberi zakat) dikemudian hari.
Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24, Rabu (12/2), Baznas Kota Padang secara resmi memulai langkah pemberdayaan ekonomi kreatif ini.
Baznas Kota Padang melakukan penyerahan bantuan mesin jahit untuk tiga orang penerima lewat Program Z- Taylor. Kemudian program bantuan pemberdayaan usaha lain seperti bengkel untuk 15 orang dengan masing-masing Rp20 juta.
Disamping itu, bantuan reguler seperti santunan pada 15 orang lansia, masih tetap ada.
Peringatan HUT Baznas yang mengangkat tema Cahaya Zakat Keajaiban Muzaki dan Mustahik tahun ini, nyatanya menjadi pendar cahaya sendiri bagi para mustahik.
Haluan kemudian menelisik lagi manfaat program ini kepada para mustahik.
Ada tiga penerima bantuan mesin jahit yang benar-benar riang menerima bantuan ini.
Ratnawati (52) dengan nama usaha sprei Virari, Darmayulis (47) dengan usaha Lis Taylor dan Beta Reka Dania (40) dengan usaha Rumah Jahit Reka. Ibu-ibu tangguh ini sangat bersyukur atas bantuan mesin jahit dari Baznas.
“Kami sangat bersyukur dengan program Baznas ini. Dengan bantuan mesin jahit akan kami gunakan semaksimal mungkin untuk membantu perekonomian keluarga,” ucap Ratna.
Berpuluh tahun mesin jahit tua menemani Ratna menghasilkan sprei. Dengan bantuan mesin jahit baru yang lebih canggih dari Baznas, semangatnya kian melecut.

“Harapannya sprei yang dihasilkannya dapat semakin berkualitas, pesanan semakin banyak dan kalau dapat nanti tentu bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Reka. Usaha jahit pakaian yang dirintisnya sejak 2014 ini diharapkan semakin dikenal menggaet lebih banyak pelanggan.
“Dengan bantuan Baznas, semoga makin banyak pelanggan kita. Hasil jahitan akan semakin bagus,” ucapnya.
Senyum simpul juga terukir di wajah Darmayulis. Dengan semangat, Ia maju saat penyerahan bantuan mesin jahit secara simbolis.
“Alhamdulillah, bantuan ini akan kami pergunakan sebaik-baiknya,” ucapnya singkat.
Ketua Baznas Kota Padang, H. Yuspardi S. Ag mengatakan proporsi dana zakat yang diberikan kepada masyarakat kedepannya akan sedikit lebih berbeda.
“50 persen dana zakat didistribusikan secara reguler dan 50 persen akan dialokasikan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,” kata Yuspardi, yang ditemui Haluan selesai acara.

Ia menambahkan hal ini bukan tanpa alasan. Baznas terus berbenah diri dan melakukan evaluasi.
“Hingga tahun 2025 Baznas secara nasional mengambil kesimpulan dalam rencana kerja, dimana wajib hukumnya untuk menyusun rancangan yang berimbang antara distribusi dengan pemberdayaan,” ujarnya.
Menurutnya, kalau selama ini Baznas nasional memberi kebebasan penyaluran, sekarang tidak lagi. Akan ada penyaluran untuk pemberdayaan ekonomi kreatif.
Ditempat yang sama, Kakanwil Kemenag Padang, Edi Oktaviandi juga mendukung alokasi dana zakat untuk pemberdayaan masyarakat.
“Sesungguhnya pemberdayaan masyarakat itulah yang kita kehendaki. Sehingga suatu saat mereka bisa menjadi muzaki,” ujarnya.
Ia juga menambahkan perlu langkah jitu agar potensi zakat lain di Kota Padang yang belum tergarap bisa didapatkan.
Ketua Baznas Sumbar, Nurman Agus mengatakan dengan pemberdayaan ini nilai bantuan tidak habis sekalian, namun bisa dikembangkan.
“Ketika uang diterima lalu dibawa ke pasar, bisa habis langsung. Tetapi ketika uang atau bantuannya dikembangkan untuk usaha, uangnya bisa ada terus. Harapannya Hendaknya hari ini kita mustahik besok bisa jadi Muzaki,” ucap Nurman.
Nurman Agus menegaskan bahwa perintah zakat Bukan perintah manusia tapi perintah langsung dari Allah.
“Ketika bicara zakat bukan perintah Presiden, Gubernur, Walikota tapi perintah Allah. Ketika muzaki dibantu penyaluran nya, maka bersyukurlah. Kepada penerima, manfaatkan zakat yang diterima, kemudian kembangkan dan doakan pemberinya,” ujarnya.
Wali Kota Padang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdako Padang, Syahrial Kamat berharap program baznas menjadi wujud komitmen Pemerintah Kota (Pemko) dalam pengelolaan zakat.
Ia juga berpesan, di usia 24 tahun ini, Baznas tidak berpuas diri.
“Baznas mesti berkembang. Lembaga harus adaptif, tau perkembangan zaman. Sebab Kota Padang banyak potensi belum tergali. Sektor Pertanian belum optimal digarap. Kemudian perusahaan swasta ataupun negeri belum optimal digarap. Kesempatan di milad 24 ini masa introspeksi diri dan muhasabah agar cahaya zakat sampai kepada para muzaki dan mustahik,” ujarnya. (h/yes)