JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Sejumlah bencana hidrometeorologi basah tecatat masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, pada pertengahan pekan pertama April 2025 atau Kamis (3/4). Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedikitnya ada delapan peristiwa bencana yang meliputi banjir dan tanah longsor.
Peristiwa pertama yang terjadi adalah tanah longsor yang menerjang Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis (3/4), di Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Akibat peristiwa ini satu orang dinyatakan meninggal dunia setelah ditemukan tertimbun longsoran. Selain itu, longsor juga berdampak pada akses jalan penghubung antara Mojokerto dan Kota Batu yang tidak bisa dilalui kendaraan karena tertutup longsoran. Berdasarkan laporan yang diterima, pencarian dan evakuasi korban terdampak dilanjutkan kembali pada Jumat (4/4), setelan dihentikan sementara akibat medan yang sulit dijangkau.
Kejadian bencana lainnya yang signifikan melanda wilayah di tanah air adalah banjir. Salah satunya terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (2/4), yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan air sungai yang meluap kemudian merendam permukiman warga.
Sedikitnya 158 Kepala Keluarga (KK) atau 576 jiwa terdampak di Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari dan Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon. Hingga Kamis (3/4) dilaporkan air sudah berangsur surut kendati demikian 136 unit rumah masih tergenang. Hingga kini tim BPBD Kabupaten Karawang masih melakukan penanganan dan pemantauan di lapangan.
Wilayah lain di Jawa Barat yang dilanda banjir adalah Kabupaten Ciamis. Akibat banjir yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan 115 KK terdampak dengan 112 unit rumah terendam dari tiga desa yakni Desa Cintaratu dan Desa Puloerang, Kecamatan Lakbok dan Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican. Dilaporkan pada Kamis (3/4) air telah berangsur surut, namun demikian BPBD setempat masih bersiaga dan melakukan pemantauan di wilayah terdampak.
Peristiwa banjir selanjutnya terjadi di Kota Surakarta, Jawa tengah, pada Kamis (3/4), yang ketinggian airnya mencapai 30 hingga 150 sentimeter. Sedikitnya 138 KK di tiga kelurahan di Kecamatan Banjarsari terdampak, sementara 24 jiwa lainnya mengungsi dan telah kembali setelah air berangsur surut.
Merespons bencana tersebut, BPBD Kota Surakarta telah mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak dan melakukan upaya penanganan darurat dengan melakukan kaji cepat serta penyedetoan air dengan mobile pump, pendirian dapur umum, dan pembersihan wilayah terdampak.
Banjir juga melanda wilayah lain di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Boyolali, pada Kamis (3/4) setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut. Sedikitnya 410 jiwa di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak terdampak banjir yang ketinggian airnya mencapai satu meter.
Guna merespons kejadian ini BPBD Boyolali telah melakukan penanganan dan evakuasi warga terdampak serta memenuhi kebutuhan dasar dengan berkoordinasi lintas instansi. Pada Jumat (4/4) dini hari dilaporkan air telah berangsur surut.
Banjir selanjutnya terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (2/4), setelah hujan lebat mengguyur wilayah setempat yang menyebabkan meningkatnya debit air sehingga membuat tanggul sungai jebol. Kendati tidak ada korban jiwa namun akibat banjir ini lahan pertanian seluas 15 hektare, di Desa Wonorejo Trisula, kecamatan Plosoklaten terdampak. Pada Kamis (3/4) siang banjir dilaporkan telah surut.
Selain di pulau Jawa, banjir juga melanda wilayah lain di tanah air, di antaranya adalah Kabupaten Aceh Selatan, Aceh dan Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.
Di Aceh Selatan, sedikitnya 167 KK atau 644 jiwa terdampak setelah hujan dengan intensitas lebat mengguyur wilayah ini pada Kamis (3/4) sore, yang kemudian membuat Sungai Manggamat, di Kecamatan Kluet Tengah meluap dan menggenangi permukiman warga.
Sebanyak tujuh gampong di Kecamatan Kluet Tengah terdampak banjir. BPBD setempat bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) telah menerjunkan personel guna melakukan penanganan dan kaji cepat, serta pemantauan terhadap kondisi banjir yang masih menggenangi permukiman warga.
Sementara itu, di Kepulauan Sula, banjir rob yang melanda akibat gelombang pasang air laut, pada Rabu (2/4) ini merendam dua desa di dua kecamatan, yakni Desa Kabau, Kecamatan Sulabesi Barat dan Desa Manaf, Kecamatan Sanana Utara. Sebanyak 80 KK terdampak akibat kejadian ini.
Guna merespons peristiwa tersebut BPBD setempat telah mengerahkan tim Reaksi Cepat ke lokasi guna melakukan evakuasi dan kaji cepat. Selain itu, Bantuan juga telah didistribusikan berupa matras, selimut, perlengkapan bayi, dan makanan siap saji. Hingga laporan diterbitkan pada Jumat (4/4) banjir rob belum surut.
Menyikapi peristiwa bencana yang terjadi di berbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter. Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat. (*)