“Kami berharap ini menjadi awal dari kolaborasi yang terstruktur, berkelanjutan, dan berdampak luas, tidak hanya bagi sektor pariwisata, tapi juga bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” ujar Menpar.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Ir. Yassierli, menyatakan bahwa sinergi ini diharapkan mampu memetakan kebutuhan tenaga kerja pariwisata di daerah-daerah prioritas.
“Kami optimistis, dari kolaborasi ini akan tercipta lapangan kerja baru dan tersedianya tenaga kerja yang lebih siap secara kompetensi,” kata Yassierli.
Ia menjelaskan bahwa Kemenaker memiliki empat Balai Pengembangan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) dengan program kejuruan bidang pariwisata, yang dapat disinergikan dengan Politeknik Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata.
“Ini momentum yang sangat baik untuk berkolaborasi lintas kementerian,” tambahnya.
Ke depan, kedua pihak sepakat membuka ruang diskusi terfokus (focus group discussion) sebagai bagian dari pemetaan dan penyusunan strategi pengembangan SDM pariwisata yang lebih komprehensif.
Adapun ruang lingkup kerja sama ini meliputi pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan pariwisata, pertukaran data dan informasi, fasilitasi penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, serta berbagai program kolaboratif lainnya sesuai fungsi dan tugas masing-masing kementerian.