JAKARTA, HARIANHALUAN.ID — Deputi Kemenko PMK Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Ojat Darojat, menegaskan pentingnya membangun sistem pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Vokasi dan Kemitraan Industri yang digelar di Kantor Kemenko PMK, pekan ini.
Menurut Ojat, kesenjangan antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan dunia kerja menjadi tantangan utama, meski angka pengangguran sempat menurun di awal 2024.
Ia menyebut, data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menunjukkan bahwa 70 persen perusahaan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai.
“Ini alarm serius. Kita perlu memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan vokasi dan industri secara sistemik,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Ojat menyoroti rendahnya kemitraan formal antara SMK dan politeknik dengan dunia usaha, baru sekitar 30 persen yang aktif bermitra. Padahal, peran industri dinilai penting dalam pemagangan, pengembangan kurikulum, dan riset terapan.
“Industri tidak bisa hanya menunggu lulusan siap kerja. Mereka harus turut terlibat dalam proses pembinaan,” tegasnya.