Sementara posisi Kajati Bali kini diisi oleh Chatarina Muliana, seorang jaksa senior yang sebelumnya menjabat sebagai Jaksa Ahli Utama pada Jaksa Agung Muda Pembinaan dan sempat ditugaskan di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Penunjukan Chatarina diharapkan membawa semangat baru dalam penguatan lembaga kejaksaan di Bali.
Pergantian juga terjadi pada posisi Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Jabatan tersebut kini dipegang oleh Hermon Dekristo, yang sebelumnya menjabat sebagai Kajati Jambi. Pergantian ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara aparat penegak hukum di Jawa Barat yang memiliki tantangan hukum cukup kompleks.
Adapun posisi Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat kini dipercayakan kepada Emilwan Ridwan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penyelesaian Aset pada Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung. Emilwan diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarinstansi dalam penegakan hukum di wilayah perbatasan tersebut.
Selain para kepala kejaksaan tinggi, beberapa posisi strategis di tingkat pusat juga mengalami rotasi. Riono Budisantoso, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi DI Yogyakarta, kini dipercaya menempati posisi baru sebagai Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus).
Mutasi berikutnya menempatkan Sofyan, yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, sebagai Kepala Pusat Penyelesaian Aset pada Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung. Pergantian ini menjadi bagian dari upaya memperkuat tata kelola aset hasil tindak pidana di bawah kewenangan kejaksaan.
Sementara itu, Chaerul Amir, yang sebelumnya merupakan Jaksa Ahli Utama pada Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (Jampidmil), kini diangkat menjadi Sekretaris Jampidmil. Pergantian tersebut dinilai sebagai bentuk penataan struktur yang lebih efektif dalam bidang penanganan perkara militer.