JAKARTA, HARIANHALUAN.ID- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Puadi mengajak perguruan tinggi untuk menjadi mitra Bawaslu dalam pengembangan data pengawasan pemilu. Menurutnya, pengawasan pemilu kini tidak hanya berbasis observasi lapangan, tetapi juga berbasis data, analitik, dan bukti digital.
“Pemilu Serentak 2024 telah memberikan pelajaran penting tentang kompleksitas pengawasan dan tantangan keterbukaan informasi publik di era digital,” ujarnya saat membuka kegiatan Literasi Data Pengawasan Pemilu: Sinergi Universitas dan Pengawas Pemilu Melalui Literasi Data, Senin (13/10/2025).
Menurut Puadi, pemilu pada era digital menciptakan ledakan data elektoral seperti media sosial, laporan masyarakat, data DPT, data logistik, hingga hasil rekap digital. Fenomena itu, katanya, memberikan tantangan pengawasan bukan lagi pada ketiadaan data, melainkan pada kemampuan pengawas dalam membaca, memilah, dan memaknai data untuk kepentingan pengawasan.
“Maka dari itu, perguruan tinggi menjadi mitra epistemik Bawaslu sebagai pusat pengetahuan, riset, dan pengembangan metodologi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan kolaborasi antara Bawaslu dan perguruan tinggi dapat berupa pemanfaatan sumber daya keilmuan untuk mendukung pengawasan dan pengembangan model analisis data pengawasan berbasis akademik. Tidak hanya itu, kolaborasi ini juga dapat meningkatkan kapasitas SDM Bawaslu dan mahasiswa melalui riset kolaboratif, magang, dan publikasi ilmiah.
“Perguruan tinggi juga berperan menanamkan nilai integritas dan nalar kritis kepada mahasiswa sebagai pemilih muda dan calon penyelenggara masa depan,” ulasnya.
Puadi berharap melalui kolaborasi ini tumbuh ekosistem pengetahuan pengawasan pemilu yang menggabungkan kekuatan kelembagaan, akademik, dan partisipasi publik. Sebab lanjutnya, literasi data bukan hanya kemampuan teknis membaca angka, tetapi kemampuan analitis dan etis dalam menafsirkan data untuk kepentingan publik.
“Tanpa literasi, data hanya deretan angka. Literasi data pengawasan adalah cara kita memastikan bahwa setiap angka bercerita tentang keadilan, setiap tabel menegaskan integritas, dan setiap grafik menunjukkan arah demokrasi yang sehat,” tutup Puadi. (*)