Penanaman kaliandra dengan pemanfaatan lahan perhutanan sosial ini, lanjut Asri Mukhtar, tentunya sangat berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat. Karena, kayu kaliandra merupakan bahan biofuel yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara.
Kemudian, bunga kaliandra juga bisa untuk konsumsi madu, serta daunnya untuk pakan ternak dan bahan baku membuat kompos. “Potensi lainnya, adalah ranting kaliandra yang bisa dijadikan sebagai wood pellet yang merupakan komoditas ekspor ke negara empat musim,” ujarnya.
“Namun yang lebih penting, penanaman kaliandra ini dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan cadangan karbon dan dapat berperan dalam mitigasi perubahan iklim,” tambah Asri.
Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis menambahkan bahwa untuk mendukung usaha pengembangan KUPS di perhutanan sosial melalui penanaman kaliandra, PT Semen Padang melakukan kerjasama dengan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dalam penyediaan bibit kaliandra.
“Kebutuhan kami 100 juta bibit. Untuk tahap awal ini, kami bekerja sama dengan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh untuk penyediaan 500 ribu bibit kaliandra. Namun di samping itu, sekitar 140 ribu bibit kaliandra yang kami kembangkan di lahan sendiri, sudah kami sebar ke masyarakat sekitar perhutanan sosial,” katanya.
Bibit kaliandra itu, tambahnya, sudah ditanam di lahan-lahan perhutanan sosial di kabupaten dan kota di Sumatera Barat. “Insya Allah akhir tahun ini kaliandra yang ditanam sudah bisa dipanen. Kami dari Semen Padang, siap untuk menjadi off taker atau pengumpul dari kayu kaliandra yang dipanen untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti batubara,” pungkas Iskandar. (h/dan)