Bantuan Kemanusiaan RI untuk Papua Nugini Tiba di Port Moresby

PORT MORESBY, HARIANHALUAN.ID – Roda pesawat yang membawa rombongan delegasi Pemerintah Indonesia berikut bantuan kemanusiaan mendarat mulus di landasan pacu Bandara Internasional Jacksons, Port Moresby, Papua Nugini, Selasa (9/7) pukul 09.05 waktu setempat atau 06.05 WIB.

Sesaat setelah pesawat berhenti dengan sempurna, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., bersama rombongan turun dan disambut oleh Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko, Menteri Pertahanan selaku Menteri Koordinator Bidang Kebencanaan Papua Nugini Dr. Billy Joseph, PhD dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Papua Nugini dan Kepulauan Solomon Andriana Supandi.

Ihwal kedatangan Kepala BNPB sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di Port Moresby itu adalah untuk mengantarkan langsung bantuan kemanusiaan dan memastikan bahwa dukungan internasional yang dibawa telah tiba kemudian diserahterimakan dalam kondisi baik. Sebelumnya, bantuan kemanusiaan senilai 17,5 miliar itu dilepas Presiden Joko Widodo dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Senin (8/7).

Setibanya di Port Moresby, pihak otoritas Bandara Internasional Jacksons segera membongkar isi perut pesawat cargo yang membawa bantuan kemanusiaan disaksikan Kepala BNPB, Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Menteri Pertahanan selaku Menteri Koordinator Bidang Kebencanaan Papua Nugini, Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini dan para pejabat setempat.

Bantuan yang diberikan dengan total 80,5 ton itu terdiri dari 20 set tenda pengungsi, 300 set tenda keluarga, 50 set genset 5kVA, 15 unit lampu solar, 500 paket obat-obatan, 1.000 paket peralatan kebersihan, 1.000 set peralatan memasak, 2.000 lembar matras, 2.000 lembar selimut, 1.000 paket sembako, 4.000 paket makanan siap saji, 500 box air mineral kemasan 600 ml, 1.000 box mie instan dan 1.000 tas beras dengan masing-masing seberat 5kg.

Selain itu, bantuan obat-obatan lebih dari 9 ton dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia senilai 1,5 miliar turut disalurkan dan terdiri dari paket makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, hygiene kit, water purifier, serta obat-obatan pelayanan dasar.

Upacara serah terima bantuan kemudian dilaksanakan di ruang VIP Bandara Jacksons. Kepala BNPB menunjuk Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan untuk menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) bersama Lusate Laso Mana yang bertindak sebagai Direktur Penanggulangan Bencana Nasional Papua Nugini. Agenda dilanjutkan dengan penyerahan plakat diplomatik kedua negara tersebut antara Kepala BNPB dan Menteri Pertahanan Papua Nugini.

Suharyanto menyampaikan bahwa pemberian bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk inisiatif Pemerintah Indonesia untuk memperkuat upaya penanggulangan bencana tanah longsor di Provinsi Enga yang terjadi pada akhir Mei 2024 dan telah menewaskan lebih dari 600 jiwa.

Pada kesempatan itu, Kepala BNPB juga menyampaikan rasa keprihatinan dan duka yang mendalam dari Presiden Joko Widodo atas bencana yang telah berdampak kepada 70.000 lebih warga di Papua Nugini. Pengiriman bantuan ini juga merupakan bentuk simpati dan solidaritas Pemerintah Indonesia terhadap negara-negara sahabat yang sedang dilanda bencana alam.

“Bantuan ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia dalam memperkuat hubungan antara kedua negara dalam bidang penanggulangan bencana,” ujar Suharyanto.

Melalui bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban penderitaan warga terdampak sekaligus guna memperkokoh hubungan antara Indonesia dan Papua Nugini sebagai mitra di bidang ekonomi, keamanan, pertahanan dan politik internasional di kawasan Pasifik.

“Selain untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat terdampak, Pemerintah Indonesia juga bermaksud untuk mendorong dan mengenalkan konsep ketahanan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik,” terangnya.

Dalam lawatan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pemberian bantuan kepada negara sahabat sebelumnya juga sering dilakukan Pemerintah Indonesia. Tidak hanya terkait kebencanaan saja, Pemerintah Indonesia juga pernah memberikan bantuan kemanusiaan atas konfilk yang terjadi di Gaza.

Hal itu menjadi komitmen Pemerintah Indonesia yang menjunjung tinggi asas keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi sekaligus menciptakan keamanan dan perdamaian dunia, sebagaimana yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

“Kami akan terus mendukung upaya untuk mewujudkan penanggulangan bencana lebih baik di Asia-Pasifik, prestasi dan kekuatan kita terbentuk atas kolaborasi maju bersama dan tidak meninggalkan seorangpun,” tegasnya.

“Hal yang selalu menjadi prinsip utama penanggulangan bencana, Solus Populi Suprema Lex, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” tutup Suharyanto.

Apresiasi Pemerintah Papua Nugini

Menteri Pertahanan Papua Nugini Dr. Billy Joseph, PhD., menyambut baik kehadiran Kepala BNPB dan para delegasi Indonesia yang membawa langsung bantuan kemanusiaan bagi warga Papua Nugini. Menurutnya, hal ini menjadi bukti kekuatan hubungan Indonesia dan Papua Nugini yang dinilai sangat kuat.

“Bantuan ini menunjukan kekuatan dan nilai-nilai yang dijalin antara Indonesia dan Papua Nugini. Tidak diragukan lagi, bantuan yang diberikan memberikan harapan bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan bangkit lebih baik lagi,” tutur Billy.

Dirinya berharap bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia dapat membawa perubahan signifikan untuk penanganan bencana di daerah terdampak.

“Tentunya bantuan yang diberikan akan membawa dampak signifikan dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak bencana,” tutupnya.

Sekilas Tentang Bencana Tanah Longsor di Provinsi Enga

Bencana tanah longsor yang melanda Desa Yambali dan Desa Kaokalam di Provinsi Enga pada akhir Mei 2024 terjadi setelah sebelumnya wilayah itu dilanda cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi selama beberapa hari.

Menurut otoritas badan penanggulangan bencana Papua Nugini, petaka itu telah menimbun lebih dari 150 rumah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa korban hilang mencapai 670 jiwa meski sebenarnya menurut dugaan masih ada ribuan warga lainnya yang terjebak material longsoran.

Daerah yang terdampak bencana itu berada di dataran tinggi di Enga atau bagian utara Papua Nugini dan dekat dengan wilayah Indonesia. Jika ditarik garis lurus, Provinsi Enga berjarak kurang lebih 600 kilometer dari Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby.

Bencana paling parah dalam satu dekade terakhir di Papua Nugini itu telah berdampak pada 70.000 warga dan sedikitnya 1.250 warga terpaksa harus mengungsi.

Upaya penyelamatan dan penanganan darurat juga memiliki kendala tersendiri karena akses menuju Enga hanya terdapat satu jalur saja. Di samping itu, kondisi tanah yang masih labil ditambah tingginya intensitas curah hujan menjadi tantangan tim penyelamat gabungan. (*)

Exit mobile version