JAKARTA, HARIANHALUAN.ID– Anggota DPR RI dari Komisi XII, Nevi Zuairina mengungkapkan keprihatinannya terhadap krisis polusi udara yang semakin parah di Jakarta dan sekitarnya. Kondisi ini telah mencapai tingkat yang mengancam kesehatan jutaan warga, terutama di wilayah perkotaan dengan tingkat polusi tertinggi di Indonesia.
Dalam pernyataannya, politisi PKS ini merujuk pada laporan World Air Quality Report 2023 yang menunjukkan Indonesia memiliki kualitas udara terburuk di Asia Tenggara. Laporan ini menyebutkan bahwa tingkat polusi yang tinggi sebagian besar dipicu oleh penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara serta tingginya emisi dari sektor transportasi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini menekankan pentingnya pemerintah mengambil langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara. Ia menyarankan agar pemerintah segera beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Nevi, transisi ini tidak hanya akan memperbaiki kualitas udara tetapi juga mendukung upaya global dalam mitigasi perubahan iklim.
“Kita perlu serius mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang merusak lingkungan. Energi terbarukan adalah masa depan, dan pemerintah harus memimpin perubahan ini dengan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” katanya kepada media Minggu (27/10).
Nevi juga mengkritik minimnya pengawasan terhadap industri pencemar, terutama PLTU, yang masih menjadi kontributor signifikan polusi udara. Ia menilai bahwa penerapan standar emisi yang lebih ketat sangat mendesak agar industri-industri ini tidak terus membebani lingkungan.
“Pemerintah harus segera memberlakukan standar emisi yang lebih ketat pada industri. Jika ini tidak dilakukan, kualitas udara kita akan terus memburuk dan mengancam kesehatan masyarakat,” ungkap Nevi.