HARIANHALUAN.ID – Pengamat Olahraga Sumatra Barat, Yosrizal meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatra Barat untuk mengenyampingkan segala program kerja bersifat seremonial pada tahun 2023 yang bakal menjadi waktu penyelenggaraan sejumlah kejuaran olahraga skala nasional, seperti Porprov, Pra PON, PON maupun Porwil.
Mantan wartawan olahraga senior Sumbar ini menyebut, satu-satunya program kerja seremonial yang boleh dilakukan pengurus KONI Sumbar, mungkin hanyalah rapat koordinasi bersama pengurus KONI kabupaten kota.
“Jika ingin mengembalikan prestasi atlet Sumbar yang menurun sejak dua tahun belakangan ini, di tahun 2023 ini KONI harus fokus pada penyelenggaraan Pra PON maupun Porwil,” ujarnya kepada Haluan, Minggu (9/7/2023).
Menurut Yosrizal, setahun atau dua tahun menjelang Pra PON, mestinya proses pembinaan atlet oleh masing-masing telah berjalan. Namun kenyataan yang terjadi selama ini, proses pembinaan atlet berjalan tanpa adanya dukungan dukungan moral maupun finansial sedikit pun dari KONI Sumbar.
Padahal, menurut dia, Pra PON merupakan kejuaraan pijakan penting bagi para atlet terbaik Sumbar yang hendak berlaga mewakili Sumbar pada PON. Artinya, jika persiapan jelang Pra PON tidak maksimal, kondisi itu pasti akan berdampak terhadap raihan prestasi pada PON mendatang.
“Makanya kita bersyukur sekali dengan telah didapatkannya Legal Standing KONI dari provinsi. Sebab bagaimanapun, penyelenggaraan PON maupun Porwil adalah tanggungjawab pemprov yang dilaksanakan KONI berdasarkan undang-undang dan AD-ART KONI,” katanya.
“Jadi ketika legalitas telah ditangan, maka pergunakanlah sebaik mungkin untuk pembinaan prestasi atlet. Apalagi waktu sudah semakin mepet. Tak ada lagi waktu untuk berpikir di luar pembinaan prestasi atlet,” ucapnya.