Oleh: Edy Oktafiandi, S.Ag, M.Pd (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang)
Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah dan rahmat yang menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan kepedulian sosialnya terhadap sesama. Salah satu bentuk amalan yang dianjurkan yaitu menyantuni anak yatim. Bentuk santunan yang bisa diberikan tidak hanya sikap kebaikan, berbagi dengan anak yatim juga menjadi sarana untuk mengasah empati dan kepedulian terhadap sesama, karena dengan berbagi dapat membantu sesama dan menciptakan kepuasan batin bagi yang memberi.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), kata “empati” berarti keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, empati menjadi dasar dalam membangun hubungan sosial yang harmonis. Hubungan yang baik antara sesama manusia. Namun, tidak semua orang memiliki empati yang kuat. Bahkan ada juga orang yang kurang peduli atau sulit tersentuh dengan keadaan orang lain. Oleh karena itu, Ramadan menjadi kesempatan emas untuk melatih dan mengasah rasa empati, terutama dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan, termasuk anak yatim.
Apalagi Allah menjanjikan pahala besar bagi orang-orang yang mau bersedekah, apalagi di bulan suci dan penuh berkah, tentunya pahalanya akan berlipat ganda (Surat Al-Hadid ayat 18, Surat Al-Baqarah ayat 261, dan Surat Al-Baqarah ayat 245). Walaupun secara lugas tidak sebutkan bersekah untuk anak yatim. Namun beberapa ayat menyebutkan bahwa berbuat baik kepada anak yatim termasuk kebajikan, memuliakan anak yatim dapat mendatangkan keberkahan rezeki (Surat Al-Baqarah ayat 177, Surat Al-Fajr ayat 15-17).
Anak yatim merupakan bagian dari masyarakat yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Kehilangan salah satu atau kedua orang tua membuat mereka harus menghadapi kehidupan yang lebih sulit dibandingkan anak-anak lain.
Dalam Islam, menyantuni anak yatim memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini,” seraya menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah yang berdampingan. Hadis ini menunjukkan betapa besarnya pahala bagi orang-orang yang peduli terhadap anak yatim. Orang-orang yang telah peduli dengan anak yatim berarti sudah bersedia berbagi atau berempati dengan sesama.
Berbagi dengan anak yatim di bulan Ramadan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti memberikan santunan, menyediakan makanan berbuka puasa, menyediakan kebutuhan mereka selama bulan Ramadan atau sekadar memberikan perhatian dan kasih sayang.
Kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi anak yatim yang menerima, tetapi juga bagi yang memberi. Dengan berbagi, seseorang akan merasakan kebahagiaan yang lebih dalam dan menyadari pentingnya bersyukur atas nikmat yang dimiliki. Insya Allah akan ada balasan terhadap harta yang kita keluarkan untuk anak yatim selagi dilakukan dengan penuh keihklasan.
Selain itu, berbagi kepada anak yatim juga dapat menumbuhkan nilai-nilai kepedulian dalam diri seseorang, terutama bagi generasi muda. Dalam dunia yang semakin individualistis, mengajarkan anak-anak dan remaja untuk peduli terhadap sesama menjadi hal yang sangat penting.
Melalui kegiatan sosial di bulan Ramadan, kita dapat belajar bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari yang menerima, tetapi juga dari yang memberi. Kesempatan untuk berbagi di bulan Ramadan tidak boleh disia-siakan. Dengan empati yang terus diasah, diharapkan kepedulian terhadap anak yatim tidak hanya berlangsung selama Ramadan, tetapi juga menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, nilai-nilai kemanusiaan akan semakin kokoh dan masyarakat akan menjadi lebih harmonis.
Sebagai individu, kita dapat mulai dari hal-hal kecil, seperti menyisihkan sebagian rezeki untuk anak yatim, mengajak mereka berbuka puasa bersama, atau bahkan hanya dengan memberikan senyuman dan perhatian.
Setiap bentuk kepedulian, sekecil apa pun, akan memberikan dampak besar bagi mereka yang membutuhkan. Dengan mengasah empati melalui berbagi di bulan Ramadan, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. Kepedulian dan kasih sayang yang kita tanamkan akan menjadi bekal bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Mari manfaatkan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk berbagi, mengasah empati, dan menjadi pribadi yang lebih baik. (*)