Kita sering melihat seorang anak yang pada waktu menempuh pendidikan di sekolah, terlihat biasa-biasa saja, tidak pernah memperoleh rangking kelas. Tetapi di kelak kemudian hari, dia menjadi sosok yang berguna dan sukses mengemban tugas-tugas sosial dengan baik.
Menajamkan kecerdasan emosional menjadi keharusan, dimulai dari pendidikan anak usia dini, MI, MTs, hingga MA, bahkan sampai di perguruan tinggi. Madrasah menjadi tempat terbaik untuk menajamkan EQ seorang anak, tentu dengan tidak mengandalkan kurikulum formal (inti), tetapi dapat dicapai dengan pelbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Piranti Puasa Ramadan
Tujuan akhir dari puasa adalah agar hamba Allah yang mendiami bumi ini menjadi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah: 183). Imam Fakhruddin Ar-Razi menafsirkan bahwa puasa mewariskan takwa (bagi yang melakoninya), yang bentuknya berupa penaklukan syahwat dan pengendalian hawa nafsu. Puasa juga menghalangi seseorang bersikap angkuh dan berlaku keji. Hal itu dikarenakan puasa berfungsi sebagai pengendali syahwat perut (lapar-haus) dan farji (jima’).
A-Razi memandang bahwa makna la’allakum tattaqun adalah supaya kalian bertakwa kepada Allah dan meninggalkan syahwat. Sebab sesuatu yang begitu disenangi cenderung susah untuk ditahan. Kesenangan manusia pada urusan perut dan kawin lebih kuat dari pada urusan lainnya, sehingga jika kalian (umat Islam) mudah melakoni taqwallah dengan meninggalkan urusan perut dan kawin, maka taqwallah dengan meninggalkan urusan-urusan lainnya tentu akan lebih mudah.
Dalam konteks EQ, bahwa puasa menjadi piranti penting untuk melatih pengendalian diri, kesadaran diri dan motivasi untuk berbuat baik dan meninggalkan yang buruk adalah pesan penting dari puasa. Orang yang puasa harus menjaga lisan dan perbuatan, termasuk dilarang untuk marah dan mengumbar nafsu.
Orang yang berpuasa dianjurkan untuk berderma (bersedekah). Al-Qur’an dan hadis dengan sangat gamblang telah memandunya. Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, “Nabi SAW adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul SAW adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307).