Oleh: Isrizal, M.Pd (Kepala MTsN 1 Kota Padang)
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Ibadah ini tidak hanya bertujuan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengasah kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Namun, ada satu dimensi penting dari puasa yang sering terlupakan, yaitu dimensi sosial yang mencerminkan kesalehan sosial. Ibadah puasa tidak hanya berfokus pada aspek spiritual dan ritual semata, tetapi juga bagaimana puasa mampu membangun hubungan yang lebih harmonis antarindividu dalam masyarakat.
Puasa tidak hanya berdampak pada hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga pada hubungan manusia dengan sesama (hablum minannas). Kesalehan sosial merupakan manifestasi dari implementasi nilai-nilai puasa dalam kehidupan bermasyarakat. Puasa mengajarkan kepekaan sosial, empati, dan solidaritas kepada orang-orang yang kurang beruntung.
Saat berpuasa, kita merasakan lapar dan haus sebagaimana dirasakan oleh mereka yang tidak mampu. Pengalaman ini sejatinya menggugah hati kita untuk lebih peduli dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Oleh karena itu, puasa bukan hanya urusan pribadi dengan Tuhan, tetapi juga bagaimana kita mampu menghadirkan kebaikan bagi sesama.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa kesalehan sosial dalam bentuk berbagi makanan dan peduli terhadap sesama adalah amalan mulia yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan.
Ada beberapa cara untuk mewujudkan kesalehan sosial melalui puasa: Selama bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan sedekah dan berbagi makanan berbuka dengan yang membutuhkan. Inisiatif seperti berbagi takjil, memberikan santunan kepada fakir miskin, dan menyantuni anak yatim adalah wujud nyata dari kesalehan sosial.
Allah SWT berfirman: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan [76]: 8)
Puasa melatih kita untuk merasakan penderitaan mereka yang kurang beruntung, sehingga mendorong kita untuk membantu dan berbagi.
Momen Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan dengan sesama muslim. Berjamaah di masjid, bertadarus bersama, dan melakukan kegiatan sosial secara kolektif dapat memperkuat rasa persaudaraan dan kepedulian sosial.
Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa juga mengajarkan kita untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Hal ini menjadi bentuk kesalehan sosial karena akan menciptakan suasana yang harmonis di tengah masyarakat.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh pada puasanya yang sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, menjaga lisan dan perilaku adalah kunci penting dalam menjaga kesalehan sosial selama berpuasa. Ramadhan adalah bulan persatuan dan kebersamaan. Dengan meningkatkan kerja sama dalam kegiatan sosial, seperti gotong royong membersihkan masjid dan berbagi sembako, kita dapat menunjukkan bahwa puasa membawa dampak positif bagi komunitas.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]:
Puasa sejatinya adalah ibadah multidimensional yang tidak hanya berorientasi pada hubungan vertikal dengan Allah SWT, tetapi juga pada hubungan horizontal dengan sesama manusia. Kesalehan sosial adalah bukti nyata keberhasilan puasa dalam membentuk pribadi muslim yang tidak hanya taat secara ritual, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Sebagai seorang muslim, marilah kita menjadikan puasa sebagai momentum meningkatkan ketakwaan sekaligus memperkuat kepedulian sosial demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan penuh berkah. Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita dan menjadikannya sebagai sarana pembentuk kesalehan sosial yang kokoh. (*)