HARIANHALUAN.ID — Perhelatan Demokrasi 2024 telah dilalui. Masyarakat telah menentukan pilihan, menetapkan pemimpin yang dipercaya untuk membawa perubahan selama lima tahun ke depan. Kini, janji-janji kampanye ditunggu realisasinya.
Harapan masyarakat besar terhadap sosok pemimpin yang dibanggakan, yang mampu menjalankan visi dan misinya dengan nyata.
Pemilu dan pilkada merupakan momentum penting dalam demokrasi, tempat harapan masyarakat dititipkan kepada calon pemimpin dan wakil rakyat, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kini, setelah pemilu usai, gebrakan mulai terlihat di berbagai daerah, termasuk Padang Pariaman.
Mengapa Padang Pariaman menjadi sorotan dalam tulisan ini? Karena saya adalah warga Padang Pariaman, sekaligus bagian dari penyelenggara pemilu, yakni Bawaslu Kabupaten Padang Pariaman.
Saya melihat langsung bagaimana masyarakat menyambut gembira kehadiran Bupati John Kenedi Azis dan Wakil Bupati Rahmat Hidayat, pemimpin baru yang membawa harapan.
Kegembiraan ini tidak hanya milik pendukung pasangan terpilih, tetapi juga menyatu dalam semangat seluruh masyarakat. Perbedaan pilihan yang sempat mewarnai masa kampanye berakhir di bilik suara. Kini masyarakat bersatu dalam gerakan perubahan untuk kemajuan Padang Pariaman.
Hampir 100 hari setelah pelantikan, perubahan mulai terlihat. Kedisiplinan pegawai menjadi fokus utama pemerintahan JKA-Rahmat. Rapat-rapat pemerintahan kini dimulai tepat waktu. JKA menekankan pentingnya SDM yang unggul dan disiplin, hasil dari diskusi-diskusi ringan bersama Forkopimda.
Padang Pariaman juga tengah berupaya membangkitkan geliat ekonominya yang sempat stagnan. Sektor pariwisata menjadi salah satu tumpuan, dengan 103 nagari yang memiliki potensi wisata unik. Namun sayangnya, banyak nagari belum mampu mengelola potensi ini, karena keterbatasan SDM dan kurangnya dorongan dari pemerintah nagari. Diperlukan sosialisasi yang masif dan pelibatan berbagai pihak untuk menggerakkan sektor ini.
Salah satu langkah konkret dari kepemimpinan JKA-Rahmat adalah pola komunikasi politik yang terbuka. Mereka melibatkan seluruh lapisan masyarakat, tokoh adat, dan ulama, serta memberi ruang luas bagi generasi milenial dan Gen Z untuk terlibat aktif. Gaya kepemimpinan mereka merepresentasikan kolaborasi lintas generasi.