BPS mencatat tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 sebesar 8,57 persen atau sekitar 24,06 juta jiwa, sementara Bank Dunia melaporkan 60,3 persen. Lebih khusus lagi di Provinsi Sumatera Barat. Detail angka kemiskinan di Sumatera Barat: Maret 2024 sebesar 5,97 persen (345,73 ribu jiwa); Maret 2023 sebesar 5,95 persen (340,37 ribu jiwa). Sementara garis kemiskinan adalah Rp610,94 ribu per kapita/bulan.
Kemiskinan di Sumbar didorong oleh peningkatan penduduk miskin baik di perkotaan maupun di pedesaan. Peningkatan penduduk miskin di perkotaan sebanyak 5,33 ribu orang, sedangkan di pedesaan meningkat 0,05 ribu orang. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain, peningkatan harga kebutuhan pokok, dampak dari pandemi Covid-19, tingkat pendidikan yang masih rendah, Keterbatasan infrastruktur dan akses layanan dasar di pedesaan.
Sumatera Barat memiliki angka kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional (9,54 persen). Dalam Regional Sumatera, Sumbar berada di posisi ke-2 terendah setelah Aceh.
Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan untuk itu terus dilakukan. Beberapa di antaranya seperti, program penanggulangan kemiskinan berbasis graduasi, peningkatan akses pada layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, hingga perbaikan infrastruktur di pedesaan.
Pada periode Maret 2023–Maret 2024, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik. Artinya, Provinsi Sumatera Barat dalam 15 tahun terakhir ini kemajuan masyarakatnya biasa-biasa saja. Juga tidak ada kemajuan yang amat menonjol
Hikmah Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2024, yang mengusung tema “Bangkit untuk Indonesia Emas”, adalah pengingat akan semangat persatuan, semangat juang, dan potensi besar Indonesia untuk mencapai masa depan gemilang.
Peringatan Harkitnas 2024 juga menjadi momen untuk memperkuat semangat nasionalisme, cinta Tanah Air, dan semangat gotong royong di kalangan masyarakat. Pemilihan tema Harkitnas ke-116 tersebut dilandasi dengan kondisi yang terjadi saat ini. Bangsa Indonesia tengah mengalami situasi setelah pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi. Hajat demokrasi memberikan banyak pengalaman bagi masyarakat Indonesia hingga menyentuh sisi persaudaraan.