Oleh: Mafriyal (ketua), Muhammad Reyhan Alvanda (koordinator pelaksana), dan tim dosen Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kota Padang yang berada di jalur aktif gempa bumi menghadapi tantangan besar dalam ketahanan bangunan. Runtuhnya dinding rumah saat gempa seringkali menjadi penyebab utama jatuhnya korban jiwa. Kini, inovasi dalam bidang konstruksi hadir sebagai solusi: teknologi ferrocement layers.
Ferrocement layers merupakan lapisan tipis mortar semen yang diperkuat dengan wiremesh halus. Lapisan ini diterapkan pada sisi luar dan dalam dinding bata, masing-masing setebal 2 cm, dengan jaring berdiameter 1 mm dan jarak 25×25 mm secara horizontal dan vertikal.
Hasil studi dari Febrin dkk. (2017) menunjukkan bahwa metode ini dapat mereduksi tegangan pada bata hingga 98,53% dan mengurangi perpindahan struktur hingga 96,05%, menjadikannya solusi potensial untuk rumah tahan gempa.

Tak hanya itu, teknologi ini tergolong efisien secara biaya dan mudah diaplikasikan. Kegiatan sosialisasi teknologi ini telah dilaksanakan oleh tim dosen Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang melalui program Penerapan Iptek kepada Masyarakat (PIM), bekerja sama dengan PT. Adiwidia Cipta Amerta, perusahaan properti dan kontraktor yang dipimpin oleh Rizky Noverdian, ST.
“Kami ingin teknologi ini tidak berhenti di laboratorium, tapi benar-benar digunakan masyarakat luas,” ujar Mafriyal, ketua tim pelaksana kegiatan.
Dari segi ketahanan, ferrocement juga terbukti tangguh terhadap benturan, api, serta korosi, dan dapat meningkatkan daktilitas plesteran dinding bata (Fauzan, 2018).
Dengan inovasi seperti ferrocement layers, rumah yang aman dan tahan gempa bukan lagi sekadar wacana. Ini saatnya membangun dengan cara yang lebih cerdas—dan lebih kokoh. (*)