Oleh: Monika Natalia (Ketua), Muhammad Reyhan Alvanda (Koordinator Pelaksana Kegiatan), dkk
Dalam beberapa dekade terakhir, gempa bumi telah menjadi ancaman yang nyata bagi masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di wilayah rawan gempa. Dampak gempa tidak hanya menyebabkan kerusakan material, tetapi juga berisiko terhadap keselamatan jiwa. Oleh karena itu, mitigasi bencana dengan memperkuat struktur bangunan menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak gempa.
Konsep Hunian Tahan Gempa
Hunian aman gempa tidak hanya bergantung pada bahan yang digunakan, tetapi juga pada perencanaan struktur yang tepat. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Departemen Pekerjaan Umum (2006), beberapa prinsip dasar harus diterapkan dalam pembangunan rumah tahan gempa:
✅ Mutu konstruksi terjamin: Pemilihan bahan bangunan berkualitas dan teknik konstruksi yang sesuai sangat menentukan daya tahan rumah terhadap gempa.
✅ Denah sederhana dan simetris: Rumah dengan desain simetris lebih stabil dibandingkan bentuk asimetris yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan beban saat terjadi gempa.
✅ Material ringan dan kuat: Menggunakan bahan yang tidak terlalu berat akan mengurangi dampak guncangan dan risiko kerusakan fatal.
Perkuatan Komponen Struktural dan Non-Struktural
🔹 Struktur Utama: Fondasi, Kolom, dan Balok
Fondasi menjadi elemen krusial yang menopang seluruh beban rumah. Oleh karena itu, sistem pondasi menerus perlu diterapkan, dengan sloof dan kolom yang diperkuat menggunakan besi ulir diameter 12 mm dan panjang 60 cm, serta sistem angkur yang tepat.

Kolom juga harus memiliki penulangan yang diperkuat, dengan ujung tulangan dibengkokkan sebesar 20D hingga 40D untuk memastikan ikatan kuat antara elemen struktural. Selain itu, sambungan balok dengan kolom harus diperhitungkan dengan baik agar mampu menyerap guncangan tanpa menyebabkan kerusakan besar.
🔹 Dinding dan Atap: Komponen Non-Struktural yang Perlu Diperkuat
Dinding rumah tahan gempa harus memiliki sistem angkur D12 setiap enam lapis bata, dengan panjang angkur minimal 60 cm untuk memastikan keterikatan yang kuat dengan kolom. Kuzen pintu, jendela, dan ventilasi juga perlu diperkuat menggunakan besi polos diameter 6 mm, sehingga tetap stabil ketika terjadi guncangan.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Pembangunan rumah tahan gempa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan arsitek, tetapi juga masyarakat. Memahami teknik pembangunan yang benar serta menerapkan prinsip mitigasi gempa di setiap rumah merupakan langkah nyata dalam meningkatkan keselamatan dan mengurangi dampak gempa bumi.
Dengan menerapkan perkuatan struktural dan non-struktural sesuai pedoman teknis, diharapkan masyarakat dapat memiliki hunian yang lebih aman dan nyaman, sekaligus meminimalisir risiko kerusakan akibat gempa di masa mendatang. (*)