Oleh: Muhammad Nazri Janra (Dosen Departemen Biologi Fakultas MIPA Unand)
Di tengah morat-maritnya kondisi perpolitikan luar dan terutama, dalam negeri, yang diwarnai dengan tindakan “kotor” para oknum yang terlibat di dalamnya, tidak berlebihan jika munculnya sesosok Zohran Mamdani memberikan sedikit nuansa cerah. Lengkapnya, Zohran Kwame Mamdani adalah seorang politisi Amerika Serikat yang tengah mencalonkan diri dalam pemilihan Wali Kota (Mayor) New York untuk masa jabatan 2025-2029 mendatang.
Ia mencalonkan diri dalam pemilihan wali kota negara bagian terbesar di Amerika tersebut setelah menang mutlak dalam pemilihan pendahuluan dalam Partai Demokrat Sosialis Amerika (DSA) yang menjadi pendukung utamanya pada Juni yang lalu. Ia mengalahkan secara telak Andrew Cuomo, mantan wali kota periode sebelumnya dalam pemilihan pendahuluan ini.
Menarik untuk memperhatikan jalan politik Mamdani, kelahiran 1991, yang belum lama resmi disumpah menjadi warga Amerika pada tahun 2018 tersebut. Ia sebelumnya cukup lama bekerja sebagai juru kampanye dari para senator besutan DSA untuk kemudian pada tahun 2019 mencalonkan diri sebagai perwakilan dari kawasan Queens untuk dewan kota New York.
Sebelum mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri pada akhir 2024 yang lalu untuk kursi Wali Kota New York, Mamdani secara berturut-turut berhasil memenangi pemilihan anggota Dewan Kota New York pada dua periode selanjutnya di 2022 dan 2024. Salah satu keberhasilannya yang banyak dipuji oleh banyak orang adalah membebaskan beban utang para sopir taksi kota New York yang secara total mencapai USD400 juta, yang telah memakan korban beberapa orang yang bunuh diri karena tidak kuat terjerat utang. Selain itu, ia juga sukses menjalan pilot program bus gratis dan pengentasan kelaparan yang sangat membantu bagi para New Yorker kalangan menengah ke bawah.
Selain prestasi politik yang cukup wah untuk politisi seumur jagung tersebut, jika ditarik ke belakang, Mamdani juga tidak memiliki celah kesalahan atau dosa politik yang dapat sewaktu-waktu menjegalnya. Latar belakang keluarganya yang turunan India perantauan di Uganda juga sangat “bersinar”. Ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah seorang politisi sekaligus akademisi yang mengajar tidak hanya di Uganda, tapi juga University of Columbia, Amerika.
Ibunya, Mira Nair, mungkin lebih terkenal melalui karya-karya sinematiknya seperti Mississippi Masala, Monsoon Wedding, atau Salaam Bombay!. Maka tidak heran saat debat antar calon pada pemilihan pendahuluan DSA, Mamdani dengan santai membabat Andrew Cuomo yang santer diberitakan mengkorupsi dana kota serta berulangkali dituduh melakukan pelecehan seksual pada para staf perempuannya.