Oleh : Rahmi Yuliani, S.Pd (Guru Bahasa Indonesia SMP N 3 Bukittinggi)
Libur sekolah menjadi momen yang selalu ditunggu oleh murid. Bagi mereka momen ini menjadi ajang melepas penat, menyegarkan otak dari seluruh kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung selama satu tahun ajaran.
Libur sekolah bukan hanya momen untuk rehat saja, ada kebijakan yang bertujuan untuk merefleksi capaian akademik yang telah diperoleh. Selain itu, momen libur sekolah diharapkan dapat mempererat hubungan keluarga dan dapat menyalurkan minat di luar lingkungan sekolah.
Orang tua sangat berperan penting untuk menciptakan liburan yang bermanfaat.
Jika orang tua lengah, tentu saja libur sekolah ini akan menjadi momen yang membahayakan. Liburan yang bermanfaat tentu bukan hanya yang menyenangkan anak saja, tetapi juga edukatif yang dapat diisi dengan membangun karakter dan kreativitas anak dengan dasar disiplin tentunya. Ada beberapa hal yang membuat libur sekolah jadi membahayakan.
Pertama, jadwal tidur yang berantakan. Bahkan ada yang begadang hingga fajar terbit. Anak-anak beranggapan kalau libur, bebas tidur jam berapa saja. Orang tua harus tetap disiplin dengan jam tidur anak. Tidur yang cukup bukan hanya aturan, melainkan kebutuhan tubuh manusia. Jam tidur yang kurang mengakibatkan otak sulit fokus kembali saat belajar. Selain itu mood anak juga akan naik turun.
Kedua, anak-anak sibuk gawai. Bangun tidur yang dicari gawai. Bukan hanya sibuk game, mereka juga scrolling tanpa henti pada medsos. Mereka lupa waktu dan tidak respek terhadap lingkungan sekitar. Mereka jadi lupa makan, lupa ibadah, tidak membantu orang tua, tidak bercengkrama dengan saudara. Mirisya lagi mereka terlelap dengan keadaan gawai masih dalam genggaman tangan.
Orang tua dituntut untuk konsisten dalam menerapkan aturan gawai di rumah. Kembali lagi, salah satu tujuan libur adalah untuk mengisi cinta yang kosong, menyadarkan anak kalau tempat pulang itu adalah rumah yang penuh kehangatan di dalamnya.
Untuk mengisi waktu liburan di luar rumah dapat dilakukan dengan banyak cara. Seperti, mengunjungi wisata edukatif seperti museum, cagar budaya maupun tempat bersejarah lainnya. Waktu libur juga bisa diisi dengan menjelajah ke alam sekitar rumah. Tentu saja kegiatan ini juga mengajarkan ananda kita untuk peduli dan cinta terhadap alam.
Semua orang tua dan guru tentu saja tidak mau libur menjadi ajang yang membahayakan bagi anaknya. Untuk mengisi waktu libur, orang tua dapat mengisinya dengan kegiatan yang positif. Bukan harus liburan di luar rumah.
Liburan juga bisa dihabiskan dengan kegiatan yang bermanfaat di rumah. Seperti berkebun, olahraga di halaman rumah, membacakan buku cerita, membuat keterampilan dari barang bekas, ataupun kegiatan menyenangkan lainnya.
Hal-hal baru tersebut tentu membuat otak tidak merasa kosong dan lelah. Dengan adanya libur yang menyenangkan, diharapkan mereka bisa menjalani semester baru dengan semangat baru. (*)