Oleh : Gamawan Fauzi
Google menayangkan berita menarik buat saya, bahwa kunjungan wisatawan dari Singapura ke Sumbar melonjak tajam.
Tentu saja saya senang karena saya berulangkali mengatakan melalui tulisan ataupun lisan bahwa masa depan ekomomi sumbar salah satunya terletak pada sektor Pariwisata. Menurut saya, pariwisata Sumbar bisa menjadi kekuatan ekonomi yang mengangkat kemajuan Sumbar dengan berbagai analisa yang cukup dalam.
Saya kemudian juga membaca di hari berikutnya, bahwa lonjakan kunjungan wisata itu mendapat apresiasi Gubernur Mahyeldi. Gubernur Sumbar itu mengatakan bahwa lonjakan yang terjadi adalah empat kali lipat, yaitu per Juni 2025 sebesar 1.421. Sementara pada periode yang sama tahun 2024 hanya sebesar 332 orang. Tapi, jumlah tersebut masih jauh dibanding wisatawan yang datang dari Malaysia yang berjumlah 32.827 orang.
Menurut Mahyeldi peningkatan tersebut merupakan sinyal positif terhadap perkembangan sektor pariwisata Sumatera Barat, sekaligus itu membuktikan bahwa pariwisata Sumatera Barat semakin dilirik oleh para wisatawan. Karena itu lanjutnya, Pemda Sumatera Barat akan terus membenahi dan mempromosikan pariwisata Sumatera Barat.
Namun Mahyeldi tidak menjelaskan kenapa lonjakan itu terjadi ? Apakah memang karena sektor pariwisata Sumbar makin “mengkilat” karena dibenahi, atau karena baru dibukanya kembali penerbangan langsung Singapura-Padang-Singapura setahun terakhir ini? Gubernur juga tidak mengungkapkan berapa pula masyarakat Sumatera Barat yang berkunjung ke Singapura pada saat yang sama. Kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi ke Sumbar hingga saat ini masih didominasi oleh Malaysia, yaitu 32.827 orang.
Lonjakan kunjungan wisata dari Singapura ke Sumbar pada saat adanya penerbangan langsung Padang-Singapura- Padang beberapa tahun lalu juga meningkat. Penerbangan perdana Singapura-Padang dirintis oleh Gubernur Hasan Basri Durin. Saat itu Gubernur Hasan Basri Durin, Kepala Dinas Pariwisata Nazif Lubuk (almarhum) dan saya sebagai Kepala Biro Humas Provinsi Sumatera Barat datang langsung ke Singapura untuk mengundang Singapore Airlines membuka rute Penerbangan Padang-Singapura.
Tak lama setelah itu, setelah pihak Singapore Airlines melakukan kajian, maka mulailah mereka mengirim anak perusahaannya yaitu Silk Air untuk terbang langsung Singapura-Padang. Penerbangan itupun berlangsung cukup lama, tapi kemudian berhenti. Saya tidak tahu faktor penyebabnya, karena saya sudah tidak lagi menjadi Gubernur Sumatera Barat.