Peranan Seorang Ibu dalam Islam

Ilustrasi

Ada lagi Ummu Umarah, wanita gagah yang terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah SAW, di antaranya perang Uhud, Khaibar, Hunain, dan perang Yamamahmenumpas kaum murtad. Dari rahimnya juga lahir seorang mujahid yang tak takut mati, Habibbin Zaid. Ia syahid karena dibunuh oleh Musailamah al Kadzab dengan memotong anggotatubuhnya satu persatu.


Masih ingat dengan ‘Asma’ binti Abu Bakar yang membantu mempersiapkan perjalanan hijrah ayahnya dan Rasulullah? Sahabat Rasul yang satu ini termasuk wanita pertama yang memelukIslam. Dari rahimnyalah lahir bayi pertama yang dilahirkan di negeri hijrah, Madinah. ‘Asma’ binti

Abu Bakar adalah istri dari Zubair bin Awwan, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, dan ibu Abdullah bin Zubair yang syahid di tangan al Hajjaj.

Kabsyah binti Rafi’, ibu dari seorang mujahid yang kematiannya mengguncangkan ‘Arsy dilangit. Kabsyah binti Rafi’ dikenal dengan kunyah Ummu Sa’ad. Ketika terjadi perang Badar,dua putranya yakni Sa’ad bin Muadz dan ‘Amr bin Muadz ikut ke Badar untuk berjihad di jalanAllah.

Ummu Sa’ad sangat bahagia dengan bergabungnya kedua putranya dalam peperangan tersebut. Dia tidak khawatir sedikitpun dengan kehilangan kedua anaknya tersebut jika mereka gugur di medan juang, dan semangat itu ditanamkannya kepada kedua anaknya sehingga mereka tidak gentar sedikitpun menghadari peperangan tersebut, meski jumlah pasukanmuslimin sangat kecil dibanding pihak Quraisy.

Kita juga tak mungkin lupa dengan Sumayyah, wanita pertama yang syahid dalam Islam. Dia beserta suami dan anaknya dengan keimanan tinggi mempertahankan agama sampai nyawanya berpisah dengan jasad. Begitu juga dengan Shafiyyah binti Abdul Muthalib yang mendidik putranya Zubair bin Awwam dengan keras dan penuh keprihatinan.

Ia mengajari Zubair yang ketika itu masih kecil menunggang kuda dan menggunakan senjata, serta mengarahkan Zubair agar permainannya terfokus untuk belajar memanah dan memperbaiki busur. Shafiyyah juga tidak segan-segan menyuruh putranya untuk melaksanakan tugas-tugasyang beresiko tinggi dan berbahaya.

Itulah beberapa di antara wanita-wanita di zaman Rasul dan sahabat yang telah berperan besar dalam melahirkan dan mendidik generasi qur’ani. Bagaimanakah dengan zaman kita ini?

Masih adakah wanita-wanita seperti para shahabiyat tersebut ? Jawabannya tentu ada dan akan terusada selama kita memegang teguh ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululah Saw ini.

Seperti yang telah disebutkan di atas tadi, jika ingin mendapatkan istri seshalihah Fatimah, maka jadilah seshalih Ali bin abi Thalib. Jika ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani, maka kitalah sebagai orang tua yang pertama sekali harus menjadi shalih danshalihah. Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang tidak memiliki tidak akan bisa memberi.”

Karena itu jika ingin memberikan pendidikan agama yang baik pada anak-anak kita, maka kita harus memiliki dan menjalankan ajaran agama tersebut terlebih dahulu.Ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya, Karena pada ibulah seorang anak banyak belajar.

Begitu lahir, anak belajar menyusui dari ibu, belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, mengucapkan kata pertama, semuanya dengan bantuan ibu. Ibulah yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengurus sang anak danmemperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya dari ke hari ke hari.

Maka tidaklah salah jika kita katakan bahwa setiap tokoh besar yang memiliki andil penting dalam menaklukkan berbagai belahan negeri dan kerajaan musuh, serta memiliki nama harumyang disebut-sebut sepanjang masa, selalu dibesarkan dan belajar dari kepribadian seorang ibuyang agung lagi mulia.

Bagi setiap ibu yang ingin keturunannya menjadi generasi qur’ani, hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  1. Susukanlah mereka dengan Air Susu Ibu secara eksklusif selama 6 bulan dengan lanjutan ASI dan makanan tambahan sampai mereka berusia 2 tahun. Sedapat mungkin hindarkan memberi anak-anak susu formula, karena sebaik apapun susu formula, ASI tetaplah yang paling utama, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang telah disediakan Allah SWT dalam tubuh seorang ibu.
  2. Doakanlah anak-anak kita dengan kebaikan, karena doa seorang ibu adalah doa yangmaqbul. Biasakanlah berkata yang baik di depan anak-anak, dan jangan ucapkan kata-kata keji, seperti cacian dan makian terhadap anak. Ingatlah, betapa banyak orangtua yang mengatakan anaknya, “bodoh, pemalas, cengeng” dan ungkapan
    -ungkapan bernada negatif lainnya menghasilkan anak-anak yang sesuai label atau cap yang diberikan.
  3. Ajarkan anak-anak untuk selalu berdoa di setiap saat, agar tertanam di hati mereka rasatakut dan berharap hanya kepada Allah.
  4. Ajarkan mereka Alqur’an, kebaikan dan akhlaq karimah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah
    Saw.
  5. Jauhkan mereka dari pengaruh buruk TV, HP, komputer dan segala media yang merusak fisikdan mental mereka.
  6. Gunakan metode dongeng dan cerita dalam mendidik anak.
  7. Perbanyak waktu bersama anak-anak, sehingga kedekatan anak dan ibu akan terjalin. Jika anak dan ibu memiliki ikatan batin yang kuat, maka akan mudah bagi si ibu untuk mendidik dan mengarahkan anaknya.
  8. Beri mereka makanan bergizi yang halal, karena dengan makanan halal lah generasi qur’ani
    akan terwujud.
  9. Ajari mereka permainan yang dapat mengasah otak, fisik dan mental mereka.
  10. Didik anak sejak dalam kandungan.

Dengan beberapa hal di atas, disertai tekad dan semangat yang tinggi, mudah-mudahan cita-
cita setiap ibu yang ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani akan
terwujud. Amin (By. Joko Prastowo)

Exit mobile version