Memang masih cukup panjang dan lama waktu pesta demokrasi untuk memilih kepala daerah termasuk Dharmasraya. Partai politik masih dalam masa verifikasi faktual oleh KPU.
Sesudah pemilu nanti diawal 2024 barulah masuk tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), namun demikian dari sekarang sudah mulai nampak siapa siapa yang akan ikut berpartisipasi dalam pesat demokrasi daerah itu.
Kalau dilihat kursi di parlemen, PDIP kapalnya sudah penuh dan siap berangkat, namun keberangkatan Partai Banteng Gemuk Moncong Putih itu belum jelas penumpang yang akan diberangkatkan, kalau kader PDIP sepi kader untuk pilkada mendatang.
Tetapi hal itu belum pasti benar adanya, pasalnya kalau dilihat dari kader internal memang sepi, pasalnya partai penguasa itu tidak mau asal berangkat kalau tidak menang, karena kalau dilihat sejarah, partai yang identik dengan warna merah hitam itu sudah tiga kali pilkada Dharmasraya menjadi pemenang.
Di dalam tubuh partai ada nama Budi Sanjaya, Pariyanto, keduanya merupakan putra eks trans, ada pula nama Sutan Alif, dan ada nama kecil lainnya. Tetapi tidak semudah itu untuk menakar kekuatan PDIP, bisa jadi ada nama di luar partai yang sudah dipersiapkan dan masih disembunyikan oleh petinggi partai.
“PDIP punya kader dan siap maju untuk pilkada,” ucap Ketua DPC PDIP Budi Sanjaya, kepada Haluan beberapa waktu lalu.
Belum lagi kisruh internal Partai PDIP terkait pergantian Ketua DPRD Dharmasraya sesuai kesepakatan internal antara Pariyanto yang saat ini duduk di kursi BA 2 V dan akan bergeser menjadi BA 3 V atau Wakil Bupati Dharmasraya yang saat ini kosong dan tidak kunjung didudukkan oleh partai pengusung.
“Saya rasa tidak ada kisruh, dua nama itu sudah dinaikkan ke DPP PDIP,” ucap Budi Sanjaya lagi.
Belum lagi partai-partai kecil lainnya yang punya kursi di parlemen juga punya ambisi besar untuk berpartisipasi dalam ajang pilkada mendatang, sebut saja Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang nakodai oleh Ade Sudarman itu, juga punya keinginan besar untuk maju pada pilkada mendatang dengan modal empat kursi dan saat ini duduk sebagai wakil ketua DPRD.
Kalau dilihat sepanjang kepemimpinan Ade Sudarman di partai berlambang matahari itu, cukup luar biasa, mulai ia bisa merebut kursi Ketua DPC PAN Dharmasraya, kemudian duduk sebagai wakil ketua DPRD, kemudian alat kelengkapan dewan (AKD) yang banyak diraihnya, tidak salah Ade Sudarman akan menjadi putra mahkota dipartainya.
Namun kalau dilihat dari sejarah Pilkada Dharmasraya, partai besutan Zulkifli Hasan itu tidak terlepas dari pelengkap penderita sejak pilkada pertama dulu, pilkada pertama hanya berhasil sebagai pendukung, pada pilkada kedua juga demikian dan pilkada ketiga sebagai pengusung, tapi gagal sebagai pemenang.
Ada juga nama Amrizal Dt Rajo Medan yang saat ini memegang tampuk Partai Demokrat, mantan Wakil Bupati Dharmasraya dan Ketua Hanura itu jelas punya keinginan besar maju pada pilkada mendatang sebagai orang nomor satu, karena sebelumnya ia sudah berhasil menduduki bangku BA 2 V.
Namun Amrizal Dt Rajo Medan punya catatan buruk ketika memimpin Partai Hanura, ketika itu ia juga duduk sebagai Wakil Bupati Dharmasraya, namun tidak nampak kekuatan politiknya disumbangkan untuk Partai Hanura, buktinya perolehan suara dan kursi yang didapat menurun.
Pertanyaan yang muncul apakah tidak demikian pula yang akan terjadi di Partai Demokrat ke depan?? Karena sebelumnya ia juga sudah langkah menyeberang dari Hanura ke Golkar sebagai Sekretaris DPD Golkar Dharmasraya, padahal di situ ada nama besar Adi Gunawan, akhirnya Amrizal Dt Rajo Medan dijegal untuk maju mencalonkan diri sebagai Bupati Dharmasraya dari Golkar yang akhirnya Golkar dipakai oleh pasangan Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Kalau partai-partai kecil lainnya seperti PKS, PKB yang punya dua kursi, tidak perlu menjadi pembahasan, karena partai tersebut masing-masing sudah punya hubungan emosional partai, seperti PKB sangat kental hubungannya dengan PDIP, sedangkan PKS sangat kental hubungannya dengan Ketua Partai Golkar.
Nah, menyebut Partai Golkar Dharmasraya, tentu sosok mantan Bupati Dharmasraya Ir H Adi Gunawan, MM, yang saat ini menjadi komando di partai berlambang pohon beringin itu, bukanlah orang politik kacang kacangan, ia siap dari segala sisi.
Sebagai kader terbaik partai saat ini di Golkar, tentu nama Adi Gunawan tidak akan lepas dari Golkar untuk dicalonkan maju sebagai bupati pada pilkada mendatang, soal kekurangan kursi, jangan ragu, PKS pasti akan bersatu lagi dengan Adi Gunawan.
Meskipun si Kancil, begitu gelar yang diberikan pada Adi Gunawan, masih malu-malu kucing menyatakan diri maju, tapi di tengah-tengah masyarakat namanya sudah cukup santer disebut akan maju pada pilkada mendatang.
Kenapa tidak, secara Finansial cukup, secara politik jangan ditanya, begitu pula yang lebih penting adalah dukungan suara masyarakat, apalagi.
Kekuatan Adi Gunawan dalam menjaga hubungan baik dengan konstituennya sangat terjaga, apakah ada jabatan atau tidak, ia selalu menjaga silaturahmi dengan para pendukungnya.
Apakah Adi Gunawan sebagai putra mahkota di Dharmasraya, belum tentu, karena namanya politik tidak selalu hasilnya benar, artinya analisa tidak selalu sama dengan fakta.
Namun demikian nama Adi Gunawan masih tetap teratas sampai saat ini, siap dari segala sisi untuk mengahadapi pilkada mendatang. Belum tentu, pemilu belum selesai, hasil pemilu mendatang bagaimana. Ini fakta menjawab, suara Golkar naik turunnya tidak signifikan, Golkar partai yang adem ayem, tidak pernah berseberangan dengan penguasa.
Jadi hasil pemilu diabaikan saja, nama Adi Gunawan menjadi mahkota dengan menunggu pasangan, apakah utara, selatan dan siapapun yang akan menjadi kompetitornya, sepertinya ia tidak akan canggung.
Kecuali, pasangan hanya dua pasang calon saja, politik Adi Gunawan adalah politik santun, Adi Gunawan tidak akan berani fight dalam pertarungan. Tapi semua itu sudah dipersiapkannya dengan matang dari sekarang. ***
Oleh: Maryadi (Wartawan Muda)