Seandainya Jokowi Ketua Umum PDIP

OLEH: BUSTAMI NARDA (WARTAWAN SENIOR)

BUSTAMI NARDA


Ketika terdengar kabar ada dorongan dari relawan “Kami Ganjar”, Joko Widodo yang sekarang Presiden RI untuk mengambil kursi PDIP 1, menggantikan Megawati Soekarnoputri, memang heboh.

Memang wajar informasi mengejutkan ini bikin heboh. Sebab, dorongan untuk Jokowi maju menggantikan Megawati sebagai Ketum PDIP, sangat erat kaitannya dengan berlanjut atau berakhirnya trah Soekarno di PDIP.

Sebenarnya desas-desus tentang hal ini sudah lama berhembus. Saya bahkan sudah beberapa kali membahas tentang persoalan trah Soekarno dan PDIP ini di Channel Youtube: Bustami Narda Official.

Melihat gelagat langkah politik Ganjar yang selama ini seperti dibayang-bayangi kekuatan Jokowi di belakangnya, terkesan ada strategi terselubung yang dimainkan dengan sangat halus, yang mengarah kepada upaya menjadikan Ganjar Presiden, Jokowi Ketum PDIP.

Sebenarnya biasa saja, jika Jokowi tampil menggantikan Megawati menakhodai PDIP. Kurang apa lagi Jokowi. Seorang Presiden yang sudah sangat populer di negeri ini bahkan di dunia.

Namun persoalan yang kemungkinan muncul dan perlu dicarikan solusinya, setidaknya ada dua hal.

Pertama, berkaitan dengan karier Jokowi di PDIP yang belum pernah menjadi Ketua PDIP Kabupaten/Kota dan Provinsi. Bahkan Jokowi belum pernah menduduki jabatan yang bisa dibilang penting di PDIP selama ini. Dengan ini sangat mungkin ada para senior di PDIP yang merasa kurang sreg jika tiba-tiba Jokowi menduduki posisi puncak.

Sebenarnya di Parpol lain biasa saja. Tapi di PDIP yang aturan dan penentuan jenjang karier yang sudah demikian rapi, yang mungkin jadi problema.

Kedua, persoalan trah Soekarno. Bagaimanapun, keberhasilan PDIP menjadi partai besar seperti sekarang, tak dapat dilepaskan dari nama besar Soekarno. Ketika menyebut nama besar Soekarno, pun tak bisa pula dipisahkan dari “Trah Soekarno”.

Persoalannya, Jokowi bukanlah berada di lingkaran trah Soekarno. Satu-satunya trah Soekarno yang muncul ke permukaan sekarang ini adalah Ketua DPR-RI Puan Maharani yang kini menduduki jabatan Wakil Ketua DPP-PDIP.

Memang benar juga yang dikatakan relawan “Kami Ganjar” bahwa fatsun PDIP adalah partai demokrasi. Bukan partai kerajaan. Namun perlu diingat, bahwa kelahiran dan perjalanan PDIP punya sejarah yang panjang, berliku dan penuh kegetiran.

Semuanya itu dijalani, dirasakan dan dipegang dengan kepalan tangan penuh darah dan air mata oleh Megawati.
Namun kesimpulannya, akankah trah Soekarno akan berlanjut ataukah akan berakhir sampai di sini? Entahlah. (Penulis Wartawan Senior, Penulis Buku,”Kursi Kekuasaan”)

Exit mobile version