Siswa Bahagia Pembelajaran Jadi Bermakna

Oria Lasmana, M.Pd, Darmanella Dian Eka Wati, S.Si.,M.Pd dan Ratih Komala Dewi, M.Pd

Mahasiswa S3 Pendidikan IPA Universitas Negeri Padang

Sekolah merupakan madrasah kedua setelah keluarga. Berbagai pengalaman baru diperoleh siswa di sekolah. Harapan akan pengalaman baru tersebut membangunkan siswa setiap pagi dengan membawa ribuan energi untuk menggali pengalaman-pengalaman tersebut. Akan tetapi ribuan energi itu menjadi berkurang bahkan sampai ke titik nol saat siswa tidak mendapatkan pelayanan yang optimal di sekolah.

Siswa secara alamiah memiliki potensi diri namun sering kali potensi ini tidak tergali secara optimal. Akibatnya energi yang tadinya tersedia berlimpah perlahan-lahan menguap. Hal ini tak jarang disebabkan oleh pola pikir guru yang belum sepenuhnya memahami bahwa belajar bukan hanya transfer knowledge, akan tetapi belajar merupakan keseluruhan daya dan upaya untuk memanusiakan manusia. Dimana dengan belajar orang akan memahami hakikat dirinya sebagai makhluk hidup. Sebagai makhluk hidup, dirinya tidak sendiri melainkan membutuhkan interaksi dengan makhluk hidup lainnya serta lingkunganya.

Tugas guru dalam hal tersebut mengarahkan, membimbing dan mengelola proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Guru membuka peluang sebesar-besarnya untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya berdasarkan basic knowledge yang sudah dimilikinya. Guru harus menyadari bahwa bukan hanya potensi akademik siswa saja yang penting untuk dikembangkan. Akan tetapi potensi keterampilan dan kecakapan hidupnya juga mesti dikembangkan secara seimbang. Dan jika guru tidak mampu mengenali dan menggali semua itu maka guru akan gagal mengelola pembelajaran di kelas.

Pembelajaran yang kurang optimal dan tidak berkesan di hati siswa bisa menimbulkan persepsi negatif siswa terhadap pembelajaran. Siswa akan mulai mencari peluang menuju ke arah yang tidak kondusif. Sekarang timbul pertanyaan seperti apa pembelajaran yang dirindukan oleh siswa? Maka jawabannya adalah pembelajaran yang berorientasi kepada karakteristik siswa. Guru terlebih dahulu melakukan tes diagnostik guna mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa.  Setelah mengetahui kemampuan awal, maka guru akan melakukan proses pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa tersebut. Guru membagi siswa berdasarkan tingkatan kemampuannya dan membaginya kedalam kelompok yang heterogen sehingga setiap kelompok terdapat siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah, kemudian melakukan pembelajaran dengan metode peer teaching atau tutor sebaya. Guru memantau terus perkembangan siswanya dan melakukan coaching clinic bagi siswa yang masuk kategori bermasalah.

Seyogyanya tidaklah sulit bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan tetap memelihara energi siswa. Selain dari metode di atas, pola pembelajaran dengan metode observasi langsung atau praktikum khususnya mata pelajaran sains akan mengoptimalkan pemanfaatan energi siswa. Ketika siswa diajak mengamati langsung dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya, pembelajaran akan terasa lebih bermakna. Selain itu guru dapat mengajak siswa belajar sambil bermain, seperti saat mempelajari teori hukum Mendel I dan II. Guru dapat memanfaatkan benda-benda di sekeliling siswa untuk dijadikan alat peraga seperti kancing baju. Guru meminta siswa menyusun kancing-kancing tersebut, menghitung peluang pasangan kancing yang mungkin dihasilkan.

Kegiatan tersebut tergolong sederhana namun dapat menjadi wadah transfer knowladge dan soft skill yang luar biasa. Satu hal penting yang harus diingat bahwa instruksi yang diberikan juga harus jelas sehingga dari pola sederhana dapat dikembangkan menjadi proses pembelajaran yang bermakna. Kemampuan mencerna instruksi-instruksi tersebut merupakan suatu proses literasi. Siswa harus diajak untuk mengembangkan kemampuan literasi demikian juga halnya dengan guru. Jika hal-hal di atas sudah terlaksana, sudah selayaknya sebuah kebahagiaan yang dilahirkan dari rasa butuh itu muncul. Apalagi jika kebutuhan seseorang tersebut dapat dipenuhi. (*)

Exit mobile version