Pilkada sejatinya bukan ajang adu kuat dan adu kuasa, tapi adu gagasan, visi dan program inovatif demi kemaslahatan dan kemakmuran masyarakatnya. Kedua paslon merupakan putra terbaik dari kota beras serambi Madinah itu.
Siapa nan piawai merebut simpati 55.000 lebih pemilih di daerah itu, akan menjadi pemimpin berikutnya. Kita nan masyarakat badarai ini tentu berharap Kota Solok, kota idaman tak hanya sekedar cerita pemanis kopi pagi semata, namun benar-benar bisa diwujudkan oleh pemimpin terpilih.
Dinamika boleh tinggi, namun tak sampai merusak silaturahmi. Walaupun terkadang dalam prosesnya kerap kali tadah ini lebih panas dari pada gelasnya. (*)