Oleh Veni Wahyuni, S.Si
Gresha Haria Putra, S.Pd
(Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP)
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika) menjadi sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
Kurikulum Merdeka yang diimplementasikan di Indonesia memberikan peluang untuk mengintegrasikan pendidikan STEM dengan pendekatan model terhubung, yang memungkinkan siswa belajar secara holistik dan interdisipliner.
Pendidikan STEM bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif siswa melalui pengalaman belajar yang berbasis proyek dan pemecahan masalah.
Dalam konteks ini, siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengeksplorasi konsep-konsep sains dan teknologi, serta menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata (Beers, 2011; Wang et al., 2020).
Model terhubung dalam Kurikulum Merdeka memungkinkan keterpaduan antara berbagai disiplin ilmu. Melalui pendekatan ini, guru dapat merancang pembelajaran yang mengaitkan materi dari berbagai mata pelajaran, seperti mengintegrasikan fisika dengan teknologi informasi dalam proyek robotika.
Hal ini mendorong siswa untuk melihat keterkaitan antar disiplin dan memahami penerapan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi pendidikan STEM melalui model terhubung memberikan berbagai manfaat signifikan bagi siswa.
Pertama, pendekatan ini mendukung pengembangan keterampilan abad 21, di mana siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga mengasah keterampilan penting seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.