PADANG, HARIANHALUAN.ID- Di tengah maraknya komunitas otomotif yang gemar modifikasi dan touring mewah, hadir satu komunitas yang membawa warna berbeda. Namanya Panther Mania Ranah Minang (PMRM), komunitas pecinta mobil Isuzu Panther di Sumatera Barat (Sumbar) yang tidak hanya sekadar urusan mesin dan kecepatan, tetapi juga menjunjung tinggi solidaritas, kekeluargaan, dan aksi sosial.
Komunitas ini berawal dari pertemuan tiga orang pecinta Panther yang saling terhubung melalui media sosial Facebook. Semangat yang sama menyatukan mereka, hingga pada 26 Juni 2017, PMRM resmi berdiri di kota Batusangkar. Siapa sangka, komunitas kecil itu kini telah berkembang menjadi wadah besar dengan lebih dari 100 anggota aktif yang tersebar di seluruh provinsi Sumatera Barat.
Dengan sistem koordinasi yang rapi, PMRM membentuk lima koordinator wilayah (korwil) di Sumatera Barat. Fungsi korwil ini tidak hanya untuk memudahkan koordinasi kegiatan, tapi juga memperkuat jaringan solidaritas antaranggota. Ketika ada anggota yang mengalami kendala di jalan, baik di dalam daerah maupun dari luar Sumatera Barat, PMRM siap turun tangan membantu.
“Solidaritas adalah prinsip utama kami. Kalau ada yang mogok atau butuh pertolongan, kami bergerak cepat,” ujar Ketua PMRM, Taslim Nasution, yang sudah lebih dari dua dekade setia bersama Isuzu Panther miliknya.
Tak hanya eksis di Sumbar, semangat petualangan PMRM juga membawanya menjelajah berbagai wilayah Nusantara. Mulai dari Sabang di ujung Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, hingga ke Lampung. Bahkan mereka pernah melakukan touring ke Bali, Tawangmangu, dan Merbabu di Jawa Tengah.
Di Sumatera Barat sendiri, hampir semua destinasi wisata menarik telah mereka kunjungi. Touring bukan sekadar perjalanan, tapi juga jadi ajang mempererat hubungan antaranggota dan keluarga.
“Kalau ngumpul, kami pastikan tempatnya nyaman dan ramah untuk keluarga. Karena di PMRM, keluarga anggota juga jadi bagian dari keluarga besar kami,” tambah Taslim.
Lebih dari sekadar otomotif, PMRM menunjukkan kepedulian sosial yang luar biasa. Salah satu kisah yang menggambarkan hal itu terjadi pada akhir 2018. Saat itu, komunitas ini menemukan seorang anak yatim piatu yang terlantar di kawasan Transito, Ulak Karang, Padang. Anak tersebut kemudian mereka bantu hingga bisa melanjutkan sekolah di SMK SMTI Padang dan kini telah bekerja di PT Mayora—sebuah pencapaian yang membuat haru seluruh anggota.
Tidak berhenti di situ, PMRM juga aktif melakukan berbagai kegiatan sosial lain. Mereka rutin membagikan takjil selama bulan Ramadan, mengunjungi panti asuhan, membantu anak-anak yatim, dan terlibat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan. Pada tahun 2022, PMRM membangun jembatan gantung di daerah Lima Puluh Kota, dan pada tahun 2024, mereka menyelesaikan pembangunan fasilitas mandi dan WC umum di Batusangkar.
PMRM juga punya agenda unik yang diberi nama Kopling—singkatan dari Kopi Keliling. Acara ini adalah ajang santai untuk berkumpul, ngopi bareng, tukar informasi soal sparepart, servis mobil, hingga saling berbagi pengalaman seputar perawatan kendaraan.
Selain itu, mereka juga turut menggandeng kepolisian dalam menggelar seminar dan sosialisasi keselamatan berkendara. Edukasi ini penting, karena keselamatan di jalan tetap menjadi prioritas utama komunitas.
PMRM tidak ketinggalan zaman. Mereka sudah memiliki aplikasi sendiri yang memudahkan komunikasi antaranggota dari seluruh Indonesia. Bahkan, sistem absensi anggota sudah menggunakan QR Code—sebuah langkah maju yang membedakan mereka dari banyak komunitas otomotif lain.
Bagi pemilik Isuzu Panther yang ingin bergabung, prosesnya cukup mudah. Cukup membayar biaya pendaftaran sebesar Rp550.000, melampirkan fotokopi STNK, SIM, KTP, serta nomor rangka mesin. Iuran bulanannya pun sangat terjangkau, hanya Rp10.000 per bulan. Namun lebih dari semua itu, yang paling penting adalah semangat dan kesamaan visi.
PMRM bukan sekadar tempat berkumpul bagi para pecinta mobil, tetapi telah menjadi rumah kedua bagi para anggotanya. Di balik dentuman mesin dan deru knalpot, tersimpan nilai-nilai kekeluargaan, empati, dan kepedulian terhadap sesama.
“Panther Mania Ranah Minang hadir bukan cuma sebagai komunitas otomotif, tapi sebagai ruang bersama yang menyatukan hobi, persahabatan, dan aksi nyata untuk masyarakat,” tutup Taslim penuh semangat. (*)