Akses Jalan, Musuh Utama Desa Wisata Pagadih

Teks foto: Desa Wisata Pagadih, Kabupaten Agam menyimpan pesona alam dan kearifan lokal yang kaya. Namun, akses jalan masih menjadi tantangan besar bagi pengembangan desa wisatanya saat ini. IST

AGAM, HARIANHALUAN.ID – Sejak perintisannya pada 2021 lalu, Desa Wisata Pagadih yang berada di Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, terus menunjukkan progres yang sangat positif.

Dulu Pagadih hanya dikenal sebagai nagari yang belum maju. Letaknya terisolir, memasuki persimpangan jalan besar Palupuh-Lubuk Sikaping. Untuk menuju Pagadih saja, sudah berhadapan dengan medan jalan yang menantang. Berbelok, berlubang, terjal, dan jalannya kecil. Ditambah akses sinyal internet dan jaringan telekomunikasinya nihil alias blankspot.

Namun, sejak geliat desa wisata dan sokongan Sumbar terhadap pariwisata, Pagadih pun ikut terselamatkan. Nagari Pagadih menjadi desa wisata karena potensi alam dan kearifan lokalnya yang luar biasa. Tekad Pagadih menjadi sebuah desa wisata berbuah manis. Sejak geliatnya pada 2021 hingga sekarang, Desa Wisata Pagadih telah didapuk banyak prestasi dan penghargaan.

Meski Nagari Pagadih menunjukkan perubahan, tapi Desa Wosata Pagadih tetap berada dalam kesulitan besar. Yaitu akses jalan yang belum sangat memadai. Hambatan akan akses jalan memang menghambat laju perkembangan Desa Wisata Pagadih itu sendiri.

Ketua Pokdarwis Pagadih, Edo Iswara, mengiyakan akses jalan yang melambatkan pengembangan Desa Wisata Pagadih. Jalan yang tersedia kurang lebih tiga kilometer itu tidak memadai. Hanya terbatas penggunaannya oleh kalangan tertentu untuk bisa menuju Desa Wisata Pagadih.

“Akses jalan menuju destinasi wisata Pagadih memang masih kurang memadai. Saat ini hanya kalangan tertentu atau minat khusus yang bisa menggunakannya,” katanya kepada Haluan, Rabu (26/2).

Hambatan akan akses jalan yang belum memadai tersebut, turut berimbas terhadap kunjungan wisatawan yang belum maksimal. Terlebih karena hambatan itu, kunjungan ke Desa Wisata Pagadih menjadi terbatas untuk wisata minat khusus saja, dan belum mampu mendatangkan wisatawan umum layak destinasi wisata lainnya.

Desa Wisata Pagadih Tak Akan Lelah
Menurut Edo, yang mengelola Desa Wisata Pagadih ini mengatakan perbaikan akses jalan yang menjadi tantangan utama hari ini sudah menjadi pembahasan di tingkat pemerintahan nagari. Rencananya, pembangunan jalan tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nagari Pagadih dan diharapkan bisa direalisasikan pada tahun 2026.

“Sudah dibahas di pemerintahan nagari, dan kami berharap akses jalan ini bisa dimasukkan ke dalam RPJM Nagari Pagadih. Semoga bisa terealisasi pada 2026. Statusnya yang masih rintisan tentu upayanya dari kita yang bergerak. Kami akan terus mengupayakan semaksimal mungkin,” jelasnya.

Selain perbaikan infrastruktur, Edo juga mengajak para perantau untuk turut serta dalam pengembangan sektor wisata di Pagadih. Menurutnya, dukungan dari perantau sangat dibutuhkan agar destinasi wisata ini bisa lebih berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan. Meski saat ini beberapa fasilitas wisata di Pagadih sudah cukup memadai berkat bantuan dari kementerian terkait, tapi diperlukan dukungan lainnya.

“Dukungan dari perantau tentu sangat diharapkan untuk membantu memajukan destinasi Desa Wisata Pagadih. Ini salah satu jalan untuk terus bisa memaksimalkan pengelolaan Pagadih menjadi lebih baik lagi,” kata Edo.

Desa Wisata Pagadih yang masih terbatas akan kunjungannya kini, tentu potensi dan yang telah dilakukan saat ini harus juga menambah daya tariknya. Apalagi karena terbatas dengan wisatawan minat khusus, maka perlu upaya lain untuk mengikatnya demi mengoptimalkan pengelolaannya.

Upaya itu telah dimulai Pokdarwis Pagadih dengan mengembangkan agrowisata kebun kopi dan produksi madu sebagai daya tarik tambahannya. Berkatnya, hingga saat ini Desa Wisata Pagadih sudah ada memiliki sekitar 1.700 pohon kopi yang ditanam di kawasannya.

“Kami sedang mengembangkan agrowisata kebun kopi, dan hingga 2024 ini sudah ada sekitar 1.700 pohon kopi yang ditanam. Selain itu, ada juga pengembangan madu,” jelasnya.

Kemudian dalam memudahkan pengelolaannya sendiri, Pokdarwis Pagadih juga telah menjalin kerja sama dengan pokdarwis dari nagari tetangga. Langkah ini dilakukan agar promosi dan pengelolaan wisata di daerah tersebut bisa lebih maksimal.

“Dalam menggaet wisatawan, kami juga bekerja sama dengan pokdarwis dari desa tetangga agar wisata di daerah ini bisa lebih maju. Kita butuh sinergi, karena ini demi kita bersama, bukan hanya untuk Pagadih saja nantinya,” kata Ketua Pokdarwis Pagadih tersebut.

Terpisah, Plt Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Agam, Defrizal Rivai, juga menyampaikan bahwa kondisi jalan yang kurang memadai memang menjadi kendala utama bagi pengembangan destinasi wisata Pagadih.

“Dari segi fasilitas dan landscape, Desa Wisata Pagadih sudah sangat mendukung. Bahkan, saat ini sudah tidak ada lagi blankspot di daerah ini. Sehingga akses komunikasi pun lancar. Namun, akses jalan menuju lokasi wisata masih menjadi kendala besar. Ini tentu berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan dan pengembangan potensi yang ada,” ujarnya.

Defrizal pun berharap upaya pengembangan desa wisata ini akan ada dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak untuk memperbaiki akses jalan menuju desa wisata tersebut.

“Kami sangat berharap ada support dari pihak terkait untuk memperbaiki akses jalan. Dengan akses yang lebih baik, kami optimistis Desa Wisata Pagadih bisa berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat,” katanya.

Menurutnya, jika akses jalan menuju destinasi wisata memadai, maka akan banyak investor yang mau berinvestasi. Salah satu investasi yang memiliki prospek potensial di daerah ini yakni rumah makan atau restoran.

“Kami terus bertekad bagaimana Desa Wisata Pagadih bisa terus tumbuh, dengan telah diakuinya Pagadih di tingkat nasional. Maka kami optimistis Pagadih bisa menjadi destinasi wisata yang maju di Agam,” katanya.

Dalam perjalanannya, pengembangan Desa Wisata Pagadih terus menunjukkan progres positif. Sejak dimulai pada 2021 lalu, berbagai program pembinaan telah dilakukan oleh Disparpora Agam. Mulai dari peningkatan kapasitas penggiat wisata, penguatan kelembagaan, serta pendampingan dalam ajang ADWI. Lalu Pagadih juga mendapat suntikan dana dari kementerian terkait.

Tahun 2024, Desa Wisata Pagadih berhasil masuk dalam 10 besar ADWI. Ini tentunya sebuah pencapaian yang membuktikan potensi besar destinasi Pagadih. Sehingga melalui Disparpora, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam akan turut berupaya membersamai pengembangan Desa Wisata Pagadih yang lebih optimal lagi ke depannya. (*)

Exit mobile version