PADANG, HARIANHALUAN.ID — Atraksi, amenitas dan aksesibilitas atau 3A harus benar-benar menjadi perhitungan wajib bagi keberlangsungan sektor pariwisata di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Upaya 3A ini sebagai pendorong penting terhadap kompleksitas daya tarik pariwisata. Sehingga, 3A ini memang harus menjadi perhatian penting pemerintah daerah, terlebih di tengah efisiensi anggaran yang mulai berlangsung.
Tentu, 3A ini sebagai salah satu celah untuk bisa tetap mendorong sektor pariwisata, meski pariwisata juga dinilai akan berdampak lebih dari adanya kebijakan anggaran. Ini pula yang menjadi tantangan bagi pariwisata Sumbar untuk bisa melalui celah tersebut agar geliat pariwisata tetap optimal ke depannya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar melalui Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda, mengatakan pihaknya memang bertekad untuk melakukan penguatan-penguatan dari 3A itu sebagai keberlangsungan dan keberlanjutan sektor pariwisata Sumbar.
“Pada tahun 2025 ini kita bertekad melakukan penguatan sektor pariwisata, baik itu aspek aksesibilitas, amenitas hingga atraksinya. Ini sangat penting sebagai jalan pengembangan pariwisata yang lebih baik,” katanya, beberapa hari lalu.
Dalam hal aksesibilitas, jelas Luhur, yang telah diupayakam pihaknya adalah pembukaan ruas jalan tol Padang-Sicincin dan rute penerbangan baru Singapura-Padang oleh Maskapai Scoot Airlines. Dua upaya ini sangat mampu menggerakkan aspek aksesibilitas tersebut.
Dari adanya ruas jalan tol Padang-Sicincin yang memang belum tuntas pelaksanaannya, yang sesuai direncanakan pada jalan tol Padang-Pekanbaru, dampaknya tentu belum sepenuhnya akan maksimal pula. Namun, sudahnya pengerjaan di tahap (Padang-Sicincin) ini, setidaknya telah mampu mengurai kemacetan lalu lintas dan mempersingkat waktu tempuhnya. Dan itu dirasakan saat momen Nataru lalu.