PADANG, HARIANHALUAN.ID – Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah memasuki usianya yang ke-80 tahun pada 1 Oktober 2025 ini. Hari jadi ini tentu menjadi ajang bagi pemerintah untuk evaluasi kinerja yang tak hanya harus membanggakan sisi peningkatannya saja terhadap pembangunan.
Hal yang paling krusial dalam 80 tahun Sumbar ini adalah menyigi dan berbenah bagi sisi yang belum terbangun optimal oleh pemerintah daerah. Termasuk halnya dalam sektor pariwisata yang menjadi andalan bagi orang-orang melawat ke Sumbar.
Sektor pariwisata di Sumbar pada tahun ini dalam perkembangannya justru terlihat mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan upaya yang belum maksimal dan tekanan efisiensi anggaran yang cukup menekan bagi pemerintah daerah.
Praktisi pariwisata yang juga Ketua ASITA Sumatera Barat (Sumbar), Darmawi menilai pariwisata Sumbar justru tengah merosot di usia 80 tahun ini. Hal ini malah sangat kontras dengan kondisi di tahun 2023-2024.
“Tahun 2023 itu di mana menghadapi masa politik, berlanjut perpolitikan di tahun 2024. Sebenarnya tahun 2024 itu tahun yang cukup menguntungkan untuk perekonomian Sumbar. Saat itu semua perekonomian tergenjot karena ada perputaran uang dari pada pemain-pemain politik di tengah masyarakat. Artinya kebutuhan tinggi, peredaran tinggi dan tingkat perekonomian tinggi,” ujarnya, Kamis (2/10).
Pada 2024, tingkat perekonomian pun tinggi. Namun pada 2025 saat Sumbar mencapai usia ke-80 ini malah jauh merosot dan menurun. “Salah satu kendala akibat kebijakan efisiensi anggaran pusat ke daerah. Di sektor transportasi termasuk proyek, banyak dipangkas artinya tidak ada peredaran uang. Akhirnya berdampak pada sisi pariwisata,” kata Ketua Asita yang membawahi ratusan tour travel di Sumbar ini.