Berawal dari 25 orang penerima manfaat, kemudian terus dikembangkan dengan program kolaborasi dengan banyak lembaga, di antaranya RPL (Rimbo Pangan Lestari) yang fokus dibagian hulu, dompet dhuafa fokus di bagian pascapanen, YBM BRI fokus di bagian pengolahan hilirisasi dan berbagai kontribusi dari banyak universitas dalam mengembangkan kopi dengan brand Solok Sirukam ini.
“Lahan pertanian kami sangat cocok untuk kedua jenis kopi yang banyak diminati masyarakat dunia,” ucapnya.
Ia menyebutkan, pemerintah turut andil dalam pengembangan kopi di Nagari Sirukam melalui program bantuan bibit kopi arabika ke kelompok tani yang ada di Nagari Sirukam. Dan salah satu bentuk kongkrit keseriusan masyarakat di Sirukam untuk mengembangkan komoditas kopi, adalah dengan telah berdirinya Rumah Kopi Solok Sirukam.
“Rumah Kopi Solok Sirukam sudah berdiri sejak 2019. Rumah kopi ini adalah salah satu wujud kerja peningkatan dari kelompok tani Cirubuih Indah Nan Jaya, sekaligus menjadi Koperasi Produsen Solok Sirukam Sepakat. Di sana dilakukan pembibitan, pengolahan hingga pembuatan produk turunan. Juga tersedia fasilitas family Camping Ground, cofeeshop sampai homestay,” ujar Ulul Azmi.
Ia menyebutkan, dengan adanya Rumah Kopi Solok Sirukam yang notabene adalah “labor” kopinya Desa Wisata Sirukam, maka paket wisata edukasi kopi dapat diterapkan. “Jadi, para wisatawan nantinya dapat mengikuti aktivitas dan bahkan mencobakan sendiri berbagai kegiatan pertanian kopi, sejak dari hulu sampai hilirnya,” katanya.
Menurut catatan Pemerintahan Nagari Sirukam, total jumlah petani yang terlibat dalam pertanian Kopi Solok Sirukam sudah mencapai 73 kepala keluarga di bawah naungan kelompok tani Cirubuih Indah Nan Jaya, dan masih banyak lagi petani kopi di luar kelompok ini. Sementara itu, luas lahan pertanian kopi mencapai 500 hektare.