PADANG, HARIANHALUAN.ID — Beragamnya potensi pariwisata Sumatra Barat digadang-gadang akan menjadi lokomotif baru bagi perekonomian daerah. Terlebih multi efek yang akan muncul dari pertumbuhan pariwisata Sumbar yang kembali bangkit setelah “mati suri”.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi meyakini sektor pariwisata akan menjadi lokomotif dalam perekonomian Sumbar. Bagaiamanapun, selain pertanian, sektor pariwisata merupakan sektor andalan Sumbar sejak dahulunya. Hal ini juga tak terlepas dari ketiadaan industri besar yang bisa menopang pendapatan daerah.
Menurut Mahyeldi, dampak berganda (multiplier effect) yang ditimbulkan oleh sektor pariwisatalah yang menjadi penggerak utama perekonomian. Pariwisata, bagaimanapun, tak hanya berdampak pada satu sektor saja, melainkan juga ikut “menyeret” sektor-sektor lainnya dalam perputaran roda ekonomi. Seperti lokomotif yang menyeret sektor-sektor lainnya sebagai gerbong. Sektor UMKM, industri penginapan dan restoran, jasa transportasi, perdagangan, dan seterusnya, semua “diseret” oleh sektor pariwsata yang bertindak sebagi lokomotif.
Mahyeldi juga menyebut, sektor pariwisata adalah salah satu dari sedikit sektor yang langsung menyentuh masyarakat. Bagaiamanpun, dalam sektor pariwisata daerah tujuan wisata “mengundang” wisatawan untuk datang dan menghabiskan uangnya di daerah tersebut, yang pada gilirannya menimbulkan perputaran uang.
“Bedanya pendapatan dari sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya adalah pendapatan sektor pariwisata berasal dari luar daerah, yang kemudian diputar di sini. Bandingkan misalnya jika kami bikin program yang pendanaannya berasal dari APBD, yang ditujukan untuk masyarakat. Sumber uangnya dari pemerintah daerah untuk masyarakat, yang oleh masyarakat kemudian diputar lagi di sini. Artinya, uang itu hanya berputar-putar di situ saja. Tapi kalau sektor pariwisata, uangnya dibawa oleh wisatawan dari daerah lain kemudian yang diputar di sini. Dengan kata lain, ada pergerakan ekonomi yang nyata di sana,” tuturnya.
Pemprov, kata Mahyeldi, telah menyiapkan berbagai strategi untuk kembali mendongkrak sektor pariwisata Sumbar yang sempat “mati suri” akibat pandemi Covid-19. Salah satu progul yang terdepan saat ini adalah program tahun kunjungan wisata bertajuk Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023.
Di samping itu, Pemda juga terus mendorong pengembangan industri pariwisata satu destinasi wisata berkelas dunia dan 19 destinasi wisata unggulan, yang tersebar di seluh kabupaten/kota di Sumbar.
Hal ini telah menjadi kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) dengan pemerintah kabupaten/kota saat Rakor Pariwisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun lalu.
“Sesuai dengan kewenangan, maka pola pendanaan untuk destinasi yang merupakan kewenangan kabupaten/kota dilakukan melalui sharing antara provinsi dengan kabupaten/kota,” katanya.
Hingga saat ini, baru sembilan dari 19 destinasi wisata unggulan yang telah terealisasi. Sedangkan untuk destinasi wisata kelas dunia, sampai saat ini masih nihil.
Semenetara itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, mengatakan tahun ini kunjungan wisatawan ke Sumbar mencapai 8,2 juta wisatawan. Target tersebut dikemas dengan program VBWS yang akan dimeriahkan dengan 85 event yang akan berlangsung sepanjang tahun 2023 di 19 kabupaten/kota di Sumatra Barat.
“Kita fokus turis domestik. Sebelum Covid, kunjungan wisata Sumbar mencapai 8 juta. Karena covid, hilang separuhnya. Kita ingin mengembalikan itu, kita buat 77 iven, dan saat sudah berkembang menjadi 85 iven,” ujarnya.
Selain menetapkan agenda pariwisata, keberadaan desa wisata juga menjadi andalan untuk mendukung VBWS 2023. Tahun ini menurut Audy, akan ada sedikitnya 290 desa wisata yang akan didaftarkan dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Selain itu, Audy menambahkan, Pemprov Sumbar akan melakukan pendekatan pada dua maskapai baru yang akan beroperasi agar menjadikan Sumbar sebagai salah satu rute penerbangannya. Sehingga pilihan penerbangan akan semakin banyak dengan harga tiket yang lebih kompetitif.
Audy Joinaldy, mengatakan, tahun kunjungan pariwisata Sumatra Barat ini dihadirkan untuk mendorong kinerja sektor pariwisata dan juga ekonomi kreatif di Sumatra Barat yang terus tumbuh.
Dukungan Kemenparekraf
Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bahwa VBWS memiliki potensial mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke provinsi yang dikenal dengan keindahan alam juga budayanya itu.
“Saya mengapresiasi Provinsi Sumatra Barat yang terus bergerak dan berinovasi dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif melalui ‘Visit Beautiful West Sumatra 2023’ yang merupakan tahun kunjungan wisata Sumatra Barat,” ujar Sandiaga.
Ia menilai Visit Beautiful West Sumatra merupakan program aktivasi pascapendemi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mendorong nilai ekonomi serta membuka lapangan kerja pada semua sektor pariwisata yang ada.
“Ada tiga daya tarik utama wisatawan datang ke Sumatra Barat. Yakni ‘Budaya Nan Khas’, ‘Makanan Nan Lamak dan Lamak Bana’, serta ‘Alam Nan Indah’. Ketiganya dibungkus dalam Calendar of Event & Digital Book. Kami berharap gerakan ini dapat menebar harapan dan semangat kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Sandiaga.
Menurutnya, VBWS merupakan yang pertama diluncurkan di Indonesia dan berpotensi besar untuk mendukung peningkatan ekonomi dan pariwisata nasional. Sebab terdapat sebanyak 77 ivent yang diagendakan dalam VBWS 2023 yang akan menjadi modal yang baik untuk menggerakan wisata di daerah.
Ia berharap VBWS akan meningkatkan optimisme ditambah trend pertumbuhan ekonomi positif pasca pandemi. “Kita harus optimis karena ekonomi kita menunjukkan pertumbuhan yang baik,” kata Sandi.(dan)