Sobhan menambahkan, selain sebagai destinasi wisata religi. Masjid yang mulai direncanakan dibangun pada era kepemimpinan Gubernur Gamawan Fauzi itu juga dicita-citakan menjadi pusat perekonomian umat dengan adanya koperasi syariah yang akan segera diluncurkan oleh pihaknya dalam waktu dekat.
“Dalam pembenahannya, kita juga mengupayakan agar masjid ini menjadi tempat implementasi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat urusan agama, melainkan juga memiliki fungsi pendidikan dan ekonomi,” ucapnya.
Pembenahan yang akan dilakukan itu, menurut Sobhan, akan diupayakan dengan tidak menghilangkan konsep-konsep Surau Tradisional Minangkabau yang berfungsi sebagai pusat peradaban, perekonomian dan kegiatan masyarakat.
“Kita menargetkan orang yang datang ke Masjid Raya akan mendapatkan informasi lengkap tentang berbagai destinasi wisata yang ada di Sumbar, akan disediakan juga miniaturnya. Maksudnya, jika ada orang yang hanya memiliki sedikit waktu, dengan berkunjung ke Masjid Raya, ia bisa merasakan seolah-olah telah berkunjung ke-19 kabupaten dan kota di Sumbar,” ujarnya.
Sobhan optimis, seiring dengan pembenahan yang akan dilakukan itu akan bisa menarik lebih banyak lagi pengunjung dari luar Kota Padang.
“Peluang untuk menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat wisata religi itu terbuka luas. Saat ini saja, pada hari-hari biasa khususnya pada akhir pekan, pengunjung yang datang jumlahnya bisa mencapai 400 sampai 500 orang per harinya,” ujar Sobhan.