Sementara pada tahun lalu pariwisata Sumbar bisa dibilang membludak hingga over, sehingga banyak tamu yang tidak mendapatkan akomodasi seperti hunian saat tahun lalu.
“Tahun lalu, saking tidak tertampungnya, banyak rumah-rumah warga yang kemudian jadi homestay. Dan ini juga mungkin alasan wisatawan kita mencari alternatif lain untuk liburan di saat lebaran, mungkin ke Medan atau provinsi tetangga lain,” ucapnya.
ASITA, sambung Darmawi berharap Pemerintah daerah terus berbenah dalam meningkatkan sektor pariwisata, baik dari akomodasi dan peningkatan daya promosi dalam mendatangkan wisatawan. “Bagaimana juga kita tetap melakukan promosi iven sehingga banyak datang ke Sumbar,”katanya.
Hotel Sepi
Hal senada juga disampaikan oleh General Manager Hotel Rangkayo Basa yang juga anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Widadi Handoyo, bahwa terjadi penurunan tingkat hunian hotel dan lama menginap tamu.
“Dibanding tahun lalu, untuk Rangkayo Basa, lebih ramai tahun lalu. Rata-rata tahun lalu selama liburan Idulfitri di 83 persen, fully booked selama 5 malam,” ucap Widadi kepada Haluan, baru-baru ini.
Sedangkan pada libur lebaran kemarin, kata Widadi hotel penuh hanya dua malam yakni lebaran ke-2 dan ke-3.