Tentu masyarakat rumbar akan mendapatkan benefit atas kedatangan wisatawan. Saya memprediksi pengalaman 2018, 2019 sebelum Covid-19 itu kondisi urang rantau saat pulang ada tiga kali termen.
High session dari Lebaran ini sampai Juli. Agustus dan seterusnya dari perjalanan pemerintahan. Jadi kita cukup mendapatkan dampak dari tiga bulan itu. Ini permulaan yang bagus. Kita prediksi kunjungan wisatawan akan meningkat lebih dari 100 persen.
Bagaimana optimisme Asita kebangkitan Pariwisata di Sumbar?
Alhamdulillah, Dinas Pariwisata dan pegiat dan dinas di kab/kota sudah bersinergi. Kita juga sudah mengimbau agar kita optimis memanfaatkan momen ini. Sumbar adalah destinasi yang utama di Sumatra.
Lawan kita sekarang Batam, tapi dengan kondisi PCR orang akan memilih Sumbar. Sama dengan Babel, orang menyiapkan flight dulu karena ke pulau. Kalau Medan, Pekanbaru juga masih kalah, kita bersyukur dianugrahi kondisi geografis dan alam yang sangat potensial.
Terlebih saat pandemi sangat dianjurkan di ruangan terbuka, alam yang menyejukkan mata. Posisi kita sangat strategis dan diuntungkan. Kemudian berkaca pada wisata halal, di Sumbar yang notabene muslim friendly ada di Sumbar. (*)