“Apalagi kita memiliki beberapa daerah pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan tertentu seperti perkebunan teh, perkebunan kopi, kelapa, durian, hingga buah-buahan tropis seperti mangga, rambutan dan lain sebagainya,” jelasnya.
Menurut Luhur Budianda pengembangan potensi agrowisata dilakukan Pemprov Sumbar seiring dengan program pembinaan dan pendampingan terhadap ratusan desa wisata yang telah berdiri.
Sebab menurut dia, agrowisata hanyalah salah satu dari sekian banyak potensi pariwisata yang ada di desa-desa wisata Sumbar yang sampai saat ini telah berjumlah 327 desa wisata.
“Untuk mendukung tumbuhnya agrowisata di daerah-darah, Pemprov berperan sebagai regulator, fasilitator dan koordinator, kita bahkan juga telah menyiapkan tim pembinaan desa wisata yang akan selalu memberikan pendampingan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Sumatra Barat, Doni Hendra menambahkan, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar nomor 556-4-2022, terdapat 50 nagari wisata agro di seluruh penjuru Sumbar.
Puluhan desa wisata agro yang tersebar di 19 kabupaten/kota itu, menyimpan potensi yang berbeda-beda. Mulai dari hasil perkebunan, pertanian, hingga peternakan