Hadirnya ikan larangan di Lubuak Landua tak lepas dari peran seorang ulama Tarikat Naqsyabandiyah yang mendirikan sebuah surau di lokasi tersebut. Ulama itu bernama Syech Muhammad Bashir, atau yang kemudian dikenal dengan Buya Lubuak Landua.
Dalam catatan-catatan sejarah Buya Lubuak Landua mendirikan surau di lokasi yang kini dikenal sebagai Objek Wisata Religi Lubuak Landua sekitar Tahun 1852. Diyakini, semenjak berdirinya surau itu lah, Buya Lubuak Landua mulai memelihara ikan-ikan garing di aliran sungai yang terkenal jernih dan bersih itu.
“Ikan-ikan larangan itu terus dipelihara dan dirawat oleh Buya Lubuak Landua hingga Tahun 1912, dimana ditahun itulah Ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 122 tahun,” katanya.
Kemudian yang menjadi daya tarik lagi di Surau Lubuak Landua adalah tradisi Manjalang Buya Lubuk Landua. Tradisi ini dilakukan habis puasa 6 yang menjadi tradisi turun-temurun. Tradisi ini terus dijaga dari generasi ke generasi berikutnya. Kegiatan tersebut merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syekh Lubuk Landua.