“Keragaman geologi yang indah dan unik yang dianugerahkan Tuhan untuk Ranah Minang ini, baik dalam bentuk bentang alam, bebatuan, fosil dan lain-lain itu mesti menjadi sebuah kekayaan yang wajib dijaga dan dipelihara,” kata Budi, Jumat (27/5/2022).
Selain itu, di Sumbar juga terdapat beberapa kawasan yang memiliki unsur geologi lain, seperti unsur arkeologi, ekologi dan budaya yang kemudian dikenal sebagai geopark. Dispar Sumbar amat mendukung penuh pengembangan kawasan yang mengusung konsep geopark dengan berpedoman kepada upaya konservasi, edukasi dan pemanfaatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan geowisata.
“Saat ini di Sumbar telah teridentifikasi beberapa kawasan potensial dan sudah berstatus sebagai Kawasan Geopark Nasional. Ketiganya adalah Kawasan Geopark Nasional Ngarai Sianok, Kawasan Geopark Nasional Sawahlunto, dan Kawasan Geopark Nasional Silokek Sijunjung,” katanya.
Selain itu, juga terdapat empat kawasan yang menjadi aspiring (kawasan calon Geopark Nasional) di Sumbar, yakni Geopark Talamau, Geopark Harau, Geopark Singkarak, dan Geopark Solok Selatan.
Diharapkan nantinya, pada 2023 mendatang seluruh geopark tersebut, yang beri nama Geopark Ranah Minang, bisa diusulkan bersama-sama sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) atau kawasan geopark yang diakui UNESCO.
Keberadaan geopark-geopark ini pada dasarnya diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Salah satunya lewat kegiatan geowisata. Masyarakat di sekitar kawasan geopark juga akan didorong untuk menyediakan berbagai geoproduk yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.