PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – SMP Negeri 2 Pariaman mengadakan ekstrakurikuler khusus bagi siswa kelas satu yang terlambat pandai atau belum lancar baca tulis pada semester awal pendidikan. Siswa-siswa ini diajarkan langsung oleh guru bahasa di luar jam pelajaran sekolah.
Kepala SMP Negeri 2 Pariaman, Wismardi mengatakan, setelah penerimaan siswa baru diadakan tes minat bakat yang menyertakan guru bimbingan konseling atau BK, guru agama dan guru bahasa. Saat itu, siswa akan dites minat bakat dan kemampuan baca tulis latin dan arab.
“Tes ini diikuti satu persatu oleh siswa baru untuk mengetahui mana siswa yang sudah lancar baca tulis dan yang belum. Bagi yang belum pandai, kita berikan guru bahasa untuk meluangkan waktu mengajar ekskul, begitu juga bagi yang belum pandai mengaji atau bacaan hijaiyah,” kata dia kepada Haluan.
Dikatakannya, waktu yang dibutuhkan setiap anak untuk lancar membaca berbeda-beda. Oleh sebab itu, ekskul ini intensif diadakan tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah dengan pemberian tugas khusus.
“Karena sudah SMP, pelatihan baca tulisnya juga harus intensif supaya tetap bisa mengikuti pelajaran di kelas. Guru akan memantau perkembangan siswa ini dengan memberi tugas latihan membaca di rumah dengan cara direkam,” jelas Wismardi.
Ia menjelaskan, keterlambatan siswa dalam baca tulis salah satunya dipengaruhi oleh sistem belajar saat masa pandemi Covid-19. Saat itu, siswa sempat dirumahkan kurang lebih dua tahun dengan sistem pembelajaran online.
“Pada masa covid kan tidak ada belajar tatap muka, jadi mungkin kurang terpantau perkembangan siswa dalam baca tulis. Dengan tes baca tulis di awal sekolah ini kita bisa mengambil tindakan untuk mereka,” jelasnya.
Pada tahun masuk 2024/2025, Wismardi menyebut ada enam siswa yang dilatih dalam ekskul literasi latin dan arab. Mereka diajarkan baca tulis secara intensif selama semester satu.
“Dari pembelajaran semester satu kemarin sudah terlihat perkembangannya, anak-anak sudah pandai membaca, sehingga di semester dua ini dihentikan,” kata dia.
Suryadi, siswa kelas satu yang ikut ekskuk literasi latin mengatakan sangat terbantu dengan ekskul tersebut. Ia mengaku sudah pandai membaca, tetapi masih harus latihan mandiri untuk memperlancar kemampuan baca tulis.
“Karena Corona waktu kelas tiga SD, jadi gak ke sekolah. Guru memberi tugas lewat HP, cuma kadang gak tau karena belum punya HP sendiri. Pernah belajar baca di rumah, tapi akhirnya berhenti,” terang Suryadi. (*)